Keesokan harinya Langit dan Luna makan siang di café depan kantor . Langit mengajak Luna makan siang karena ada yang ingin ia bicarakan . Luna menebak itu tentang keberangkatannya ke New York .
“ Gue mau berangkat ke New York, tempat lo pemotretan “ katanya ringan .
“ Oh ya , ngapain ?” Luna pura-pura bego .
“ Gue pindah kuliah disana dan transkip nilai gue udah diterima , jadi tinggal mulai kuliah aja “.
“ Owhh.. bagus donk , tapi kok baru cerita sekarang ?” tanya Luna sok seperti Luna yang biasanya padahal hatinya sakit .
“ Gue pengennya udah pasti , kalau gue gembor-gembor tapi belum pasti ntar tahunya nggak jadikan gue yang malu “ Langit tampak santai sekali mengatakan itu . Apa dia tidak tahu bagaimana perasaan Luna saat ini . Langit mengulurkan tangannya untuk menyentuh jemari Luna diatas meja .” Jangan kangenin gue ya “ katanya nyengir .
“ Gue nggak bakalan kangen lo, kan ada kalung pemberian lo yang nemenin gue “.
“ Iya ya, gue juga punya gelang ini “ dia menunjukkan gelang pemberian Luna dan mereka sama-sama tertawa . Tawa yang sangat Luna paksakan karena ia merasa sakit sekali mendengar kabar ini .
Dua hari kemudian , begitu Luna datang pagi-pagi ia melihat meja Langit sudah kosong tidak ada lagi barang-barang Langit diatasnya . Langit akan ke New York dan ia belum tahu siapa yang akan menggantikan Langit menjadi creative head . Luna menghampiri meja Langit dan duduk dikursinya . Ia membuka laci pertama dan kosong , lalu membuka laci kedua juga kosong , Luna membuka laci ketiga dan ada beberapa map-map dan berkas . Sepertinya arsip lama, namun ada sesuatu yang membuat Luna tertarik .Ia menarik laci itu sampai benar-benar keluar dan tampaklah sebuah buku agenda bersampul kulit putih . Luna mengambilnya, ia pernah melihat Langit membawa-bawa agenda ini . Tapi kenapa ia meninggalkan agendanya disini atau ia lupa kalau ia menaruhnya di laci ini . Luna mengambilnya dan menaruhnya supaya aman didalam tas Luna . Ternyata Langit akan berangkat dalam waktu dekat jadi dia sudah resign dari perusahaan . Dan harus bersiap-siap untuk segera berangkat ke New York . Itulah yang diberitahukan mas Fahri padanya .
“ Kamu beneran nggak apa-apa Lun ?”.
“ Emangnya Luna harus gimana mas ?”.
“ Kamu sama Langit .. “.
“ Nggak mas, Luna dan Langit sama sekali nggak ada hubungan apa-apa selain teman dekat aja kok “.
“ Mas nggak yakin teman dekat aja “.
“ Mas, udah deh “. Fahri bisa memahami bagaimana perasaan Luna saat ini jadi dia tidak ingin terlalu memaksa Luna .
Begitu sudah sampai dirumah Luna langsung rebahan diatas kasurnya , ia memandang langit-langit kamarnya . Dan teringat pada agenda putih itu . Luna meraih tasnya dan mengeluarkan agenda itu . Ia menyentuh sampul kulitnya . Apa boleh gue buka nih agenda batin Luna tapi inikan agenda Langit . Luna membatalkan niatnya , namun agenda itu terasa memaksa untuk dibuka , maka akhirnya hatinya yang dilanda keingintahuan menang . Ia membuka agendanya dan ada kertas putih bertulis
17 tahun dikasih agenda ini plus tiket ke New York sama bokap
Bokap bilang mulai sekarang gue harus menulis rencana gue
Rencana masa depan gue
Di agenda ini
Owner
Langit Lazuardi Adinata
Luna membuka lembaran berikutnya dan yang ada hanyalah catatan-catatan perencanaan Langit selama seminggu kedepan ditahun 2008 . Luna merasa agenda ini tebal juga dan dibeberapa bagian ada yang lebih tebal . Dan ia membuka lembaran berikutnya sampai tiba di foto-foto Langit bersama teman basketnya . Dan Langit menulis beberapa kalimat ditiap foto itu, ada juga fotonya bersama Ruben . ‘ Sohib yang sama gilanya sama gue , hahaha.. Ben, Ben ‘. Luna tersenyum membacanya dan ia meneruskan hingga melihat ada pembatas berwarna merah muda . Geli rasanya membayangkan Langit memilih warna merah muda . Pembatas berbentuk kertas juga dengan bacaan dari tinta silver besar ‘ LOVE STORY ‘ . Luna tertarik sekali melihat-lihatnya . Lembar berikutnya berisi tulisan tangan Langit .
17 April 2007
Begitu dapat ini agenda , gue langsung membatasi bagian ini untuk kisah cinta gue selama memakai seragam putih abu-abu . He..he.. Nggak afdol rasanya kalau SMU tanpa kisah cinta .
Hanya itu saja yang ditulis oleh Langit , Luna membalik halaman berikutnya dan ia mendapati foto kesepuluh mantan pacar Langit . Termasuk Devi didalamnya .Dan foto itu disilang besar dan ditulis Eks’girl . Luna membalik halaman berikutnya dan betapa kagetnya ia melihat ada foto-fotonya . Foto ia memakai seragam putih abu-abu, seragam batik sekolah, seragam olahraga sekolah . Seragam paskibrakanya yang penuh kebanggan, termasuk saat memakai kostum cheerleaders dan saat kelulusan dengan seragam putih abu-abu penuh coretan dan pilox . Luna nggak pernah tahu kapan Langit mengambil foto itu . Lalu di lembar terakhir ada tulisan Langit .
17 April 2007
Gua udah nggak sabar pengen nulis ini setelah nempelin semua fotonya disini . Cewek satu ini nama lengkapnya Luna Indah Gunawan ( namanya cantik kayak orangnyakan ) . Pertama kali ketemu dia , dilapangan basket karena nggak sengaja terbentur bola yang terpental kena ring basket . Tapi kompensasinya bukan main bangetkan, gue jadi tahu kalau di 9 ada cewek secute Luna gue . Pede amat gue .
Luna membuka lembar berikutnya lagi , tidak ada apa-apa . Luna terus membalikkan lembaran namun tidak menemukan apa-apa . Hingga dibagian akhir ia melihat sebuah foto ditempelkan disana dihiasi pigura yang dilukis pensil . Fotonya dan Luna di ulang tahun Metta tepat saat ia mencium punggung tangan Luna . Luna baru sadar dilembar sebelah kirinya sebelum bagian akhir ini ada tulisan .
Foto ini pas ulang tahunnya sahabat Luna si Metta di Bandung
Sebelum foto ini diambil ada insiden diantara gue dan Luna
Psstt.. gue nggak sengaja nyium Luna
Tapi nggak di Lip kayaknya , nggak tahu juga sih gelap abisnya
Si Ruben konyol matiin lampu buat games
Tapi kalau nggak begitu mungkin insiden itu nggak bakal terjadi hehe
Mengingat kejadian itu membuat Luna jadi malu sendiri . Tapi ini tidak menjelaskan apa-apa . Luna nggak ngerti dengan ini semua . Kenapa Langit mengumpulkan foto-fotonya selama di SMU . Bukannya foto cewek itu, tapi agenda ini isinya memang semua teman dan mantannya Langit . Mungkin Langit nggak mau menceritakan apa-apa di agenda putih ini . Luna menutup agenda itu . Ia memegang dadanya , terasa sesak disana karena perasaan yang tiba-tiba datang karena membaca semua ini . Apa maksud Langit, mungkin karena Luna teman dekatnya makanya ia menaruh foto-foto Luna juga . Belum tentu juga dia ngumpulin foto-foto Luna dari zaman SMU . Bisa saja ia minta saat nggak sengaja melihat-lihat album foto teman SMU dulu .
Ulang tahun Luna hanya tinggal hitungan hari saja, sama seperti hari kemerdekaan Indonesia . Luna juga lahir ditanggal yang sama . 17 Agustus dan tahun ini ia genap berusia 20 tahun . Apa yang akan ia dapatkan ia tidak tahu dan tidak mau terlalu memikirkannya . Dan ia baru sadar , kalau saat ini yang diinginkannya adalah Langit . Memikirkan Langit hatinya terasa sakit dan seperti ada luka yang akan kembali terbuka . Sakit karena benar-benar tidak terbalas, Langit akan pergi atau mungkin sudah pergi ke New York. Ponselnya berbunyi membuat Luna kaget dan ia melirik ponselnya ‘ Metta ‘ .
“ Ya Mett “.
“ Hai.. birthdaynya tinggal beberapa hari nih, dua hari lohh, jadi gimana nih ?” tanya Metta .
“ Gimana apanya ?”.
“ Mau dirayain gimana oneng , gimana sih lo, masih di bumi nggak sih atau lagi di Mars jadi nggak nyambung“.
“ Lagi dikamar gue “.
“ Apa plan buat birthday lo kali ini?”.
“ No plan “.
“ No plan gimana ?”.
“ Ya no plan, gue nggak ada rencana apa-apa “.
“ Nggak asik lo, padahal gue mau berkunjung ke rumah lo masa nggak ngapa-ngapain “.
“ Haduhh.. berisik lo kayak Starla , kalo dirayain gue ngerasa kayak udah setua Indonesia nih Mett “.
“ Yaelahh.. itu lagi , udah deh umur ya umur , taste tetap mudakan itu bebas “ .
“ Gue lagi nggak mood banget ngelakuin apa-apa “.
“ Karena Langit , lo udah benar-benar bisa berfikir jernih tentang perasaan lo ke dia?”.
“ Kayaknya sih begitu “.
“ Trus hasilnya positif ?”.
“ Positif “.
“ Berarti Langit musti tanggung jawab “.
“ Pala lo, lo pikir gue hamil “.
“ Maksud gue Langit harus tanggung jawab karena bikin lo jatuh cinta sama dia jangan main pergi begitu aja“.
“Ini takdir “.
“ Yaelahhh oneng, takdir ada yang bisa dirubah kali kalau lo mau ngerubahnya “.
“ Haduhhh.. jangan ceramah dulu deh ya, gue capek , udah dulu ya Mett “ Luna menutup telpon sepihak .
0 comments:
Post a Comment