Saturday 20 August 2011

Summit White Shoes


      Memang benar kata orang kalau kita mencintai pekerjaan kita maka semuanya akan terasa menyenangkan . Begitulah yang dirasakan oleh Luna . Seminggu sudah ia bekerja di Dunan advertising . Tiap hari melihat wajah charmingnya kak Dimas , yahh.. sebenarnya menurut cewek-cewek lain pastilah Luna beruntung bisa satu  ruangan dan jadi partner kerjanya Langit . Paling nggak itu yang ia dengar dari beberapa karyawan cewek di kantor itu saat mereka mengobrol .
“ Senang ya jadi kamu Lun, bisa satu ruangan sama si cakep Langit, pintar , cakep masih muda pula “ kata Diana yang dua tahun lebih tua diatas Luna dan Langit yang seumuran . Tapi entah kenapa Lunanya biasa saja . Meskipun ia sudah biasa saja . Tidak mau terlalu mengintimidasi Langit dengan statusnya sebagai playboy itu . Playboy jugakan manusia . Hari itu ia ada janji meeting dengan klien dikantor si klien . Dan Langit datang agak telat karena ada urusan sebentar. Mereka akan meeting jam sepuluh dan sekarang sudah jam sembilan .
“ Mana sihh si Langit, lama benar datangnya ?” tanya Luna celingak-celinguk didekat jendela sambil memandang arlojinya . Capek mondar-mandir dan celingak-celinguk iapun duduk di kursi yang waktu itu diduduki Langit . Lima menit kemudian pintu ruangan terbuka dan muncul Langit , ia muncul dengan tas laptop dan sebuah tas belanjaan merek Summit .
“ Udah siap, kita berangkat sekarang aja biar nggak macet “.
“ Macet tuh pagi mas”.
“ Nggak ada yang tahu , ayo siap-siap “. Lunapun mengambil tas laptopnya dan tasnya sendiri .
“ Yuk berangkat “.
“ Ehh tunggu, nih !!” Langit memberikan tas belanja Summit itu pada Luna.
“ Kelewatan bener sih lo, gue udah repot begini masih disuruh bawain tas lo “ kata Luna keluarin jurus manjanya .
“ Ini buat lo, bukan gue suruh bawain “.
“ Buat gue?”.
“ Iya” Luna mengambilnya dan mengeluarkan kotak sepatu berwarna silver. Membukanya dan tampaklah sebuah sepatu dengan heels dari kayu sepanjang 7 cm dan bagian kulitnya lembut berwarna putih . Cantik sekali .
“ Ini buat gue ?”.
  Iya, hari ini kita tuh mau meeting Lun, kalo pakai ketskan nggak formal , tapi ntar balik meeting lo bisa lepas lagi , nggak masalah kok “.
“ Trus gue balikin lagi sama lo kan pastinya , ok deh tapi sebenarnya nggak usah repot-repot pinjemin..”.
“ Itu buat lo, nggak usah dikembaliin “ jawab Langit sambil sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.
“ Buat gue, serius lo, inikan mahal “.
“ Nggak apa-apa, santai aja lagi “.
“ Lo pasti baik begini ada maunya deh “.
Negative thinking aja deh lo, udah buruan pakai udah jam berapa ini “.
“ Ok “ Luna nggak tahu harus bilang apalagi . Dia memakai sepatunya dan pas sekali . “ Kok lo tahu size sepatu gue ?”.
“ Gue tanya Metta, yahh.. dia bilang lo nggak ada high heels , yang ada flat shoes , sekali-kali tampil modiskan boleh juga mbak Luna Indah Gunawan , jadi jangan banyak tanya dan protes “ Langit memandang kearah sepatu yang dipakai Luna, lalu memandang dari atas kebawa.
“ Bagus nggak ?” tanya Luna . “ Pasti aneh ya ?”. Langit memperhatikan , Luna hari itu memakai dress terusan sedikit diatas lutut dan berkerah berbahan kotak-kotak warna hitam dan betisnya yang ramping dibalut stocking hitam ditambah sepatu putih itu Luna kelihatan semakin modis.
Perfect girl “.
“ Serius, gue nggak pede nih “.
“ Primadona SMU bisa nggak pede juga, udah deh perfect pokoknya, yuk berangkat “ merekapun keluar dari ruangan untuk segera berangkat meeting . 

            Hujan mengguyur kota sedari sore, untung mas Fahri bisa nebengin pulang dan ke kampus jadi Luna nggak kehujanan . Dan begitu sampai dirumah Luna langsung masuk kamar tanpa makan malam dan ambruk diatas kasurnya . Si Starla masuk kekamar Luna .
“ Kak “.
“ Hmm” kata Luna sambil berbaring .
“ Ini tas belanjaan lo, lo baru beli sepatu ya ?”.
“ Hahh.. oh iya gue lupa, mas Fahri yang kasih ya “.
“ Iya, lo belanja ?” tanya Starla . “ Bukannya lo balik sore, emang sempat ?”.
“ Nggak, ini dari teman kantor gue “.
“ Oh ya, siapa , baik banget ?”.
“ Si Langit, lo nggak kenallah “.
“ Ciee.. gebetan lo ya ?”.
“ Apaan sih lo, nggaklah “.
“ Ngapain malu sih kak, udah gede ini “.
“ Siapa yang malu oon, emang beneran bukan gebetan gue”.
“ Tapi dia baik banget sama lo, inikan mahal kak “.
“ Mana gue tahu, ya udah sih ya sepele ini , berisik aja lo “.
“ Gue heran sama lo kak , cewek seumuran gue dan lo itu menghabiskan waktunya untuk cari cowok yang bisa dijadiin pacar , masa lo bisa nggak tertarik sama hal itu “.
“ Kalo ada yang lebih menarik kenapa gue harus tertarik sama pencarian cowok “.
“ Lo tuh normal nggak sih kak sebenarnya “.
“ Normallahh, apaan sih lo, udah gih sana gue ngantuk nih mau tidur “. Starla menyerah dan keluar dari kamar Luna. Luna mengeluarkan sepatu yang tadi dipakainya dari kotaknya . Dipandangi olehnya sepatu itu .
“ Cantik !!” ucap Luna . Luna bangun dan menaruh sepatu itu dideretan sepatunya di lemari sepatu . Tidak ada satupun high heels bahkan yang 3 cm sekalipun , yang ada sepatu kets coklat dan hitam , Lalu ankle boots, dan dua buah flat shoes kini ditambah dengan Summith white shoes pemberian Langit ini . Setelah itu Luna memandangi sepatu itu sekejap dan mulai naik keatas kasur untuk tidur .

            Keesokan paginya Luna bangun pagi lebih dulu dari yang lainnya, ia bosan terus-terusan diprotes mama karena bangun kesiangan . Ia mandi , lalu turun kebawah dan membantu bi Dijah buat sarapan . Setelah itu naik keatas lagi ke kamarnya . Tiba-tiba ada sms masuk, dari Langit . Akhirnya Luna dan Langit tukeran nomor handphone juga karena mana mungkin partner saling nggak tahu nomor handphone masing-masing . Luna masih memakai pakaian rumahnya setelah mandi dan membantu bik Dijah. Tadi malam hujan lagi jadi masih terasa dingin, jadi meskipun banyak gerak Luna nggak keringetan ( apa hubungannya ya ) . Luna membuka lemari pakaiannya dan melihat-lihat pakaiannya . Karena isi sms Langit tadi mengingatkan hari ini pitching , jadi mereka langsung ketempat pitching dan Langit akan menjemputnya . Luna memilih sebuah kemeja putih kotak-kotak berlengan pendek . Ia masuk kekamar mandi dan memakainya . Kemeja itu panjangnya sampai setengah paha Luna . Luna berputar-putar didepan cermin . Ia kembali mengaduk isi lemarinya , namun ia tidak menemukan celana kain hitamnya ataupun leggingnya dan stockingnya juga sudah kotor .
“ Waduhh.. kemana semua celana gue “ Luna turun kebawah .
“ Pagi Lun.. “.
“ Pagi ma “ jawabnya langsung menuju kedapur .” Bik Dijah, celana Luna kemana semuanya ya kok nggak ada di lemari “.
“ Celana mbak belum kering “.
“ Hahh..belum kering gimana ?”.
“ Semua celana kerja mbak bibi cuci semalam, waktu hujan bibi lupa angkat jadinya kebasahan mbak “.
“ Ya ampun bik, Luna udah nggak ada celana kain lagi “.
“ Ada apa sih Lun ?” tanya mama .
“ Luna nggak ada celana buat ngantor “.
“ Pakai rok aja “.
“ Rok Lunakan span  jins semua ma, mana ada yang dari kain “. Luna berjalan kekamarnya dan duduk diatas kasur sambil berfikir . Dia udah PW banget pakai kemeja ini . Waktu berlalu dan Luna masih belum bergerak juga .
“ Lhoo.. ayo turun sarapan “ kata mama muncul didepan pintu .
“ Luna nggak ada celana nih ma buat ngantor, malah hari ini pitching lagi “.
“ Pakai yang ada aja, janga dibikin ribet “.
“ Mama nih ya, Luna udah PW sama baju ini , Luna nggak mau ganti “.
“ Mulai deh kamu ya , nggak usah kayak anak-anak begitu ahh !!”.
“ Ahh mama, bukannya membantu malah ngebawelin .. huhh “ Luna berjalan keluar masih memakai celana pendek dengan kemeja putih kotak-kotak itu . Starla sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan Luna teringat sesuatu . Starla memang tidak punya celana kain tetapi dia punya sesuatu yang lain yang bisa membantu .
“ La, legging hitam lo ada nggak ?” tanya Luna sambil menghampiri Luna .
“ Ada, tapi kotor tuh karena gue pakai semalam “.
“ Haduhh… mmh.. gimana ya.. oh iya stocking ?”.
“ Ada , kenapa ?”.
“ Gue pake dulu deh “.
“ Ambil aja dilemari “.
Thank you my sist mis Blabbermouth “ Luna langsung masuk kedalam kamar Starla .
“ Nggak sopan lo kak, udah minjem masih juga ngatain “ mama geleng-geleng kepala .

            Setelah stockingnya ada Luna pikir semuanya sudah terselesaikan . Ia berputar-putar didepan cermin, lalu berdandan sedikit, polesan tipis dan natural namun membuatnya terlihat cantik . Jam menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit . Luna turun dengan membawa tas dan tas laptopnya . Luna menaruh tasnya di ruang tamu dan menuju ke ruang makan dan mengambil sandwich yang dibuatnya bersama bibi Dijah .
“ Sepatunya mana Lun?” tanya mama .
“ Ini “ Luna baru sadar ia masih pakai sandal rumahnya, si kucing felix . “ Ya ampun Luna lupa ma “. Luna menghabiskan sandwichnya dan meminum susu . Terdengar suara klakson mobil. Itu pasti Langit , ya ampun gimana nih Luna buru-buru keluar .
“ Hai Lun, udah siap ?”.
“ Gue belum pakai sepatu “ Langit melihat kekakinya dan ia nyengir.” Kenapa ?”.
Wildcat “.
“ Ini Felix tahu bukan wildcat “.
“ Hahah.. terserah deh, ya udah sana buruan pakai sepatu “.
“ Gue bingung mau pakai sepatu apa ?”.
“ Hahhh.. ya ampun gitu aja ribet , pakai yang pas untuk pitching aja , kan ini formal yang penting jangan kets“.
“ Itu dia gue bingung “ Langit geleng-geleng .
“ Luna Indah.. lo tuh pelupa banget sih, kan gue semalam ngasih lo sepatu , white shoes itukan bisa lo pakai lagi , matching sama kemeja lo “ Luna langsung teringat.
“ Ya ampun , untung lo ingetin “.
“ Buruan sana !!”.
“ Ok “ Luna menghilang kedalam dan tak lama kemudian muncul dengan tas dan tas laptopnya lalu menghampiri Langit dan mereka siap berangkat .


0 comments: