Luna dan Langit kembali ke Jakarta keesokan harinya . Selama perjalanan Luna dan Langit banyak bercanda . Luna telah kembali menjadi Luna yang biasanya lagi . Ia memutuskan ia ingin membuat orang lain bahagia dengan caranya sendiri , yang pastinya cara yang tidak akan menyakiti dirinya sendiri . Kembali kerumah disambut keluarga dan Luna membalas dengan senyuman sumringah dan bermacam oleh-oleh yang sempat ia beli saat membeli kado untuk Metta .
“ Gue senang kak lihat lo senyum lagi “ kata Starla sambil membuka bungkusan untuknya .
“ Iya sayang, mama senang kamu kembali ceria “.
“ Beneran nih mama dan yang lain nggak keberatan sama Luna yang sikapnya kayak begini ?” tanya Luna .
“ Mama udah berfikir Lun “ papa yang menjawab . “ Sepertinya kamu tertekan dengan desakan mama untuk bersikap sewajarnya yang memang itu bukan diri kamu dan bukan sifat kamu yang sebenarnya “.“ Papa .. “.
“ Mama ingin kamu bahagia , mama senang lihat kamu senyum kayak begini , justru mama yang merasa childish “ ucap mama . “ Maksa-maksa kamu, padahal kamu sudah besar dan bisa mengerti dan memilih mana yang baik dan enggak untuk kamu “ Luna memeluk mamanya .
“ Mama.. Luna sayang mama, Luna sayang semuanya “.
“ Kadonya beneran dibawain “ kompak Leo dan Orion memeluk Luna . Kini ia merasakan kebahagiaan sepenuhnya . Benar-benar bahagia karena orang tua dan adiknya tidak terlalu mempermasalahkan sikapnya lagi .
Kembali ke rutinitas setelah izin cuti beberapa hari untuk ke Bandung ( meskipun dapat izin karena justru ada syuting disana ) akhirnya kembali bekerja juga .
“ Pagi mas Fahri “ sapa Luna .
“ Pagi “ jawab mas Fahri tersenyum dan senang Luna kembali seperti biasanya . Dengan cara berpakaiannya yang anak muda banget namun tetap formal dan pastinya , kets putihnya nggak ketinggalan . Luna berjalan kearah ruangannya . Ia meraih bola basket dan mendribel lalu melakukan shot , Tembakan pertama masuk , kedua masuk dan ketiga terbentur ring tepat saat pintu terbuka dan muncul Langit .
JDUKKK..
“ Aduhh !!” Luna berbalik dan Langit menoleh kearahnya . Luna memasang tampang memelas meminta maaf namun sedikit tersenyum . Langit tidak bisa marah .
“ Kayaknya sepanjang hidup gue sering banget ngalamin de javu “ katanya pelan .
“ Maksud lo ?”.
“ De javu.. ahh lo gitu aja nggak ngerti “ Luna menaikkan sebelah alisnya nggak ngerti .
“ Emang nggak ngerti , ehh Lang gue udah baikan sama bonyok gue “.
“ Oh ya, bagus donk “.
“ Iya he.. he.. he berkat nasihat lo juga , ternyata lo bisa juga ngasih nasihat bagus “.
“ Gue “ bangganya .
Sepanjang hari itu berjalan seperti biasa, mereka mendiskusikan beberapa pekerjaan namun menjelang siang Langit pamit karena ada yang harus dia kerjakan diluar namun ia tidak mengatakan apa . Luna memesan makanan dan makan di ruangannya saja karena malas keluar . Dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya .
“ Masuk !!”. Pintu terbuka dan seorang gadis berambut sebahu berpakaian girly masuk .
“ Hai kak Luna !!” .
“ Mmh.. siapa ya ?”.
“ Ya ampun, aku adik kelas kakak “ Luna heran , kalaupun dia adik kelas Luna apa yang membuat dia datang kesini menemui Luna .” Aku Devi “ mendengar nama itu Luna langsung mengerti . Dia datang bukan untuk menemui Luna tapi Langit .
“ Langitnya nggak ada tuh “ Luna mengerling kearah meja Langit dan menutup kotak bekas makannya , memasukkan ke plastik putih .
“ Aku tahu, tapi karena kakak ada jadi aku nyamperin kakak aja “.
“ Ada yang penting yang mau disampein ke Langit sampai musti ngomong ke aku ?”. Heran pikir Luna kenapa nggak telpon aja sih , zaman canggih begini .
“ Kata Langit dia nggak lama , ntar juga balik jadi aku bisa ngobrol sebentar sama kakak katanya karena aku disuruh nungguin “.
“ Owhh.. “.
“ Senang nggak kak kerja bareng Langit ?”.
“ Mmh.. dia asik, kenapa lo cemburu ?”.
“ Nggaklah, yahh.. gue emang masih sayang dia tapi sayangnya udah beda “.
“ Beda gimana ?” Luna jadi nggak ngerti .
“ Kalo dulu sayang karena dia pacar aku sekarang sayang karena dia abang aku , maksudnya sudah seperti abang aku kayak kak Luna sama mas Fahri “ Luna terkesiap sesaat . Wahh dahsyat benar ini anak , pasti dia tahu dari si Langit nih .
“ Tahu dari Langit ?” dia mengangguk .
“ Sedih sih putus dari Langit dulu, tapi aku merasa dia justru bahagia setelah putus dan dia jauh lebih baik dibanding saat menjadi pacar aku “ Luna pengen tanya sebenarnya kenapa mereka putus tapi nggak enak, kesannya pengen tahu banget . “ Kita putus karena Langit tuh nggak benar-benar sayang aku, dia Cuma suka sama aku “.
“ O.. gitu “.
“ Iya, tapi aneh deh kak he…he..jangan cerita-cerita ke Langit ya kalau aku cerita ini ke kak Luna “ dia nyengir . Buset dah ember juga ternyata dia batin Luna . “ Meskipun Langit pacarnya segudang dan dikenal playboy abis.. bis..bis dia itu nggak pernah kissing “ Luna yang mendengar sambil meminum air mineralnya hampir saja tersedak .
“ Uhuh..apa, nggak pernah kissing ?” tanya Luna nggak percaya . Dengan pacarnya yang bejubel itu mustahil banget Langit nggak pernah ciuman . “ Becanda lo ?”.
“ Beneran kak , kan aku nyari tahu ke eks girlnya Langit “ Luna melongo .
“ Nyari tahu ?”.
“ Iya “.
“ Lo nanya-nanya gitu ke mantannya, interogasi ?” Luna udah ber lo-gue jadinya .
“ Iya, abis lima bulan pacaran tiap gue pancing kissing dia nggak pernah mau kissing gue “ Luna makin melongo . Ini cewek polos atau gimana sih .
“ Tapi belum tentu ke yang lain begitukan ?”.
“ Yang lain juga “ yakin Devi . “ Mantannya itu ada .. hampir 10 orang kak, dan gue berhasil tanya 7 orang termasuk gue 8 dan mereka sama sekali nggak pernah kissing sama Langit “.
“ Lo nggak ada kerjaan nanya-nanya begituan , siapa tahu mereka bohong karena malu , itukan pribadi banget Dev “.
“ Aduhh kak, Jakarta lho ini bukan ndeso “ jawabnya santai . “ Mereka terbuka kok pas gue tanya-tanya , gue penasaran aja kak, jangan-jangan si Langit gay lagi makanya dia nggak minat nyium cewek . Dan pacaran kedoknya doank buat nutupin hal itu “ mata Luna membulat . Ia sama sekali nggak pernah berpikiran kearah situ .
“ Lo jangan ngomong sembaranganlah Dev “.
“ Makanya gue cari tahu kak “.
“ Emang penting buat lo tahu “.
“ Ngebuktiin asumsi gue aja, gue penasaran sih sama dia “.
“ Bukan berarti karena dia nggak mau ciuman terus dia gay , bisa ajakan dia memang nggak siap ciuman “.
“ Iya sih, tapi zaman ini siapa sih kak yang nolak ciuman , apalagi cowok cinta nggak cinta , sayang nggak sayang yang namnya kissing sih pasti mau ajakan apalagi kalau dipancing “.
“ Ikan kali dipancing “ Luna geleng-geleng kepala .
“ Yahh.. masih belum ketahuan sih ntar gue mau nyelidikin lagi deh tapi lo jangan kasih tahu Langit ya kak “.
“ Iya.. iya “ jawab Luna sambil masih geleng-geleng kepala . Tidak lama kemudian Langit menelpon ke ponsel Devi mengatakan kalau ia telat jadi Devi pulang aja nanti disamperin dirumahnya .
0 comments:
Post a Comment