Keesokan harinya di kantor Luna sibuk menyiapkan materi untuk pitching seperti yang telah diemailkan oleh Langit .
“ Kalau lo nggak setuju sama ide gue, lo bisa protes kok “ kata Langit sambil mendrible bola karena sebentar lagi jam istirahat jadi dia santai .
“ Gue suka ide lo, kreatif , gue nggak nyangka aja lo bisa keluarin ide kreatif kayak begitu “.
“ Makanya jangan underestimate dulu sama orang “.
“ Lo kok mudah banget sih interaksi dengan pekerjaan ini ?” tanya Luna .
“ Gue udah kenal dunia periklanan dari gue kecil , bokap kerja di dunia periklanan dan kadang dia sering diskusiin kerjaannya sama gue dan minta ide ke gue “ jawab Langit sambil mendrible dan shoot ke arang ring. “ Sebulan nunggu nomor ujian keluar gue udah magang di kantor om gue di Dinata advertising. Om gue puas sama kerja gue dan gue diajak bekerja disana selama 7 bulan dan mereka senang dengan hasil kerja gue . Jadi di bulan kesembilan gue , gue di transfer kesini , karena Dinata kan cabangnya Dunan “ jawab Langit .
“ Enak banget sih jadi lo, punya koneksi yang bagus-bagus “.
“ Lo jugakan “.
“ Ya, iya sih “ Langit berhenti bermain bakset dan berjalan kearah jendela dan membuka gorden melihat pemandangan diluar gedung . Tiba-tiba terpandang olehnya seorang perempuan berambut hitam panjang , tinggi semampai sedang bicara dengan kak Dimas .
“ Itu Puri bukan sih ?”.
“ Apa ?” tanya Luna yang serius mengecek data di laptopnya .
“ Itu yang diluar bareng kak Dimas “ ternyata yang di’ngeh’in sama Luna Cuma kak Dimasnya , jadi setelah kaget sesaat ia segera menghampiri Langit dan melihat keluar . Benar saja, didepan kantor ada kak Dimas dan kakak kelasnya Puri . Model dan primadonna sekolah pada zamannya. Cantik , pintar dan ramah .
“ Makin cantik aja si Puri “.
“ Iya “ setuju Luna .
“ Pantes aja kak Dimas suka sama dia “.
“ Mereka udah jadian ?”.
“ Kayaknya sih begitu, yang gue dengar dari Nita kak Dimas sering dibawain makan siang dari cewek cantik , siapa lagi kalo bukan Puri “.
“ Ihh.. cowok gosip lo “ Luna langsung berjalan kembali ke kursinya sedikit lemas .
“ Guekan Cuma dengar, abis semalam ada yang nitipin makanan ke receptionist dan waktu kak Dimas ngambil kebetulan ada gue disitu dan si Nita juga muncul , gitu doank “.
“ Ya udah sih sepele “.
“ Kenapa sih lo, cemburu si kak Dimas udah punya calon “.
“ Nggak usah sok tahu deh lo “.
“ Raut wajah lo bilang gitu, lo betekan ?“.
“ Resek lo ya “.
“ Ya udah kalo lo naksir , deketin aja lagi toh belum resmi nikah “.
“ Bicara apaan sih lo ?” Luna pura-pura nggak ngerti .
“ Enak banget jadi kak Dimas , ditaksir sama para primadonna SMU “.
“ Maksud lo ‘ para primadonna SMU ‘ apaan ?”.
“ Lo nggak nyadar apa pura-pura bego ?” tanya Langit mendekat dan duduk dikursi tepat didepan Luna .
“ Nggak ngerti gue “.
“ Cck..cckk.. gue bersyukur banget ya jadi manusia yang mengerti kapasitas diri dan kelebihan gue jadi nggak perlu minder dan harus disadarin sama orang lain “.
“ Maksud lo ?”.
“ Lo nggak sadar kalo lo itu mmhh.. cute .. karena lo nggak beautiful, beautiful untuk wanita dewasa dan lo belum sampai ketahap itu sampai sekarang “ jawabnya serius sambil mengamati Luna . “ Lo aktif di OSIS, paskibraka, dan lo juga gabung di dance dan cheerleaders “.
“ Cuma anggota doank bukan kaptennya “.
“ Tetap aja, bahkan lo lebih populer dari Prita kok “.
“ Ya nggak mungkinlah, jelas-jelas Prita kaptennya dan dia lebih populer dari gue, lo lihat donk siapa pacarnya , kapten basket “.
“ Cck..cckk.. lo tuh polos, pura-pura bego atau gimana sih sebenarnya “ Langit heran bukan main sama Luna. “ Lo nggak sadar kalo lo sebenarnya lebih dari Prita, prita kapten cheers doank kan dan lo kayaknya perlu tahu deh kalau dulu sebelum jadian sama Prita si kapten basket ‘ Edo ‘ itu sukanya sama lo , Cuma lo nggak pernah ngegubris dia aja “.
“ Ngarang lo “.
“ Heii..heii.. gue itu playmaker basket sekaligus c.o nya si Edo dan Edo lumayan terbuka sama gue jadi gue tahu langsung dari dia “ kalau itu Luna bisa percaya karena Edo dan Langit memang terlihat akrab disekolah dulu termasuk sama Ruben pacarnya sahabat Luna , Metta .
“ So.. hubungannya apa ?”.
“ Lo salah satu primadona sekolah yang belum terjamahkan “ mendengar kata-kata terakhir Langit membuat Luna jadi sewot .
“ Terjamahkan, maksud lo ?”.
“ Maksud gue lo belum pernah pacaran , kenapa sih , standar lo ketinggian ya atau lo pemilih kali ya ?”.
“ Pengen tahu aja lo “.
“ Ya aneh aja , cute, lucu, supel , salah satu primadonna SMU tapi nggak punya pacar banyak lho yang bertanya-tanya Lun “.
“ Emangnya ini termasuk dalam job desc gue ya, ngejawab semua pertanyaan lo?” tanya Luna males.
“ Yahh.. gue tuh kenal banyak jenis cewek, yahh kayak yang lo bilang gue dulu punya banyak cewekkan dan gue heran aja sama lo “ jawab Langit . “ Yang biasa-biasa aja bisa gonta ganti pacar nahh.. kenapa yang cantik nggak “.
“ Simpel, karena gue nggak gampangan “.
“ Nggak ada hubungannya kesitu, maksud gue kenapa lo belum punya pacar “.
“ Lo tuh ya, sok tahu , sok ngerti gimana cewek “.
“ Emang gue tahu Lun “ Luna dan Langit saling berpandangan namun tidak sedikitpun dilihat Luna ada maksud lain disana selain hanya keingintahuan semata .
“ Dengar ya Lang, menurut lo gue cute, supel, lucu, pintar, trus kenapa gue nggak punya pacar . Kalo gue tanya ke lo , apa itu kriteria cewek yang diiginkan semua cowok “.
“ Iya “ jawabnya mantap.
“ Terus kenapa lo nggak jadiin gue cewek lo ?” tanya Luna membuat Langit diam sesaat dan terpaku tampak berfikir . “ Biar gue yang jawab , karena gue bukan kriteria lo. Iya kan, begitu juga gue, kalo gue nggak punya pacar bukan berarti gue nggak suka cowok tapi karena beberapa cowok yang gue kenal nggak sesuai dengan kriteria gue “.
“ Hmm.. jadi begitu”.
“ Iya, so.. nggak usah bawel deh tanya-tanya “.
“ Ok “.
0 comments:
Post a Comment