Trveling bag Luna sudah siap diruang tamu, mama dan papa mengantarnya sampai depan pintu .
“ Kak jangan lupa oleh-oleh ya “ Starla mengingatkan .
“ Iya La “.
“ Hati-hati disana ya Lun “ pesan mama .
“ Iya ma “.
“ Nanti jangan lupa kirim email kalau udah sampai di New York “ pesan papa pula .
“ Iya pa , Orion , Leo , kakak berangkat ya “.
“ Hati-hati kak “ kompak mereka . Luna menarik traveling bagnya keluar dan Carlo sudah menunggunya dengan Langit . Luna akhirnya setuju untuk ke New York, ia izin ke kantor ( tapi sebenarnya Laingit yang mintain izin ) .
“ Pamit ya om, tante “ ucap Langit .
“ Hati-hati ya nak Langit “.
“ Mari om, tante “ mama dan papa mengangguk kearah Carlo . Lalu Luna masuk kedalam mobil dan duduk di kursi belakang .
“ Thanks banget ya Lun udah setuju “.
“ Gue ngelakuin ini karena Langit , karena gue nggak mau ngebebanin dia dengan curhatan soal sepupunya yang nyebelin tukang maksa “ jawab Luna jutek .
“ Hahaha.. lo jutek makin cute “ puji Carlo .
“ Udah Lun, ntar lo juga bakal have fun kok “.
“ By the way, beneran nih nggak apa-apa gue izin ?”.
“ Nggak apa-apa “ jawab Langit tenang .
“ Om udah izinin kok “ Carlo meyakinkan .
“ Om , om siapa ?”.
“ Om guelah “.
“ Emangnya yang punya Dunan om lo ?” Luna baru tahu soal itu .
“ Lo nggak tahu ?”.
“ Nggak “.
“ Direkturnya Dunan itu om gue , adik kembarnya bokap gue , om Adinata Dunan “.
“ Adinata Dunan ?”.
“ Iya , bokapnya Langit “.
“ Hahh !!” Luna baru tahu soal itu . Ia hanya tahu kalau yang punya Dinata Advertising omnya Langit tetapi ia tidak tahu kalau yang punya Dunan itu bokapnya Langit . “ Lo nggak pernah cerita Lang “.
“ Untuk apa, nggak penting juga “.
“ Pantas kalian mirip , ternyata bokapnya kembar “.
“ Masa sih kita mirip, perasaan cakepan guelah “ jawab Langit sambil menoleh ke kaca sebentar.
“ Iya sih emang “ gumam Luna .
“ Apa Lun ?” serentak mereka .
“ Nggak ada “ jawab Luna cepat . Begitu sampai dibandara , Langit membawakan koper Luna sampai ke boarding pass .
“ Titip Luna gue ya “ kata Langit sambil nyengir .
“ Ntar pas balik dia jadi Luna gue “ jawab Carlo balas nyengir.
“ Apaan sih lo berdua, gue Lunanya bokap ama nyokap gue , jangan seenaknya donk “.
“ Gitu aja marah “ kata Carlo ternyata dia sama usilnya juga sama Langit .
“ Gue berangkat ya Lang “ Langit mengangguk . Entah kenapa rasanya berat sekali mau berangkat meninggalkan Langit . Dia merasa sudah sangat dekat dengan Langit .
“ Jaga diri baik-baik ya, si Carlo belum tentu bisa jagain lo , jaga dirinya sendiri aja dia susah “ Luna nyengir.Langit mencubit gemas hidung Luna lalu memeluknya . Rasa itu datang lagi, deg-degan saat Langit mencium tangannya di acara ulang tahun Metta . Padahal sebelumnya ia sudah pernah memeluk Langit pada saat menangis di rumah Ruben . Namun kali ini rasanya benar-benar beda . Ia seakan tidak ingin melepaskan pelukan itu . Tidak ingin berangkat ke New York dengan Carlo . Perlahan Langit melepas pelukannya , Carlo sempat kaget juga melihat Langit melakukan hal itu .
“ Jaga Luna ya Car “.
“ Siph , berangkat dulu bro “ Langit mengangguk . Luna masih menggenggam tangan Langit , sampai ia berjalan menyusul Carlo ia masih enggan ingin melepasnya . Langit tersenyum menenangkan dan perlahan Luna melepas genggaman tangannya dan berjalan menyusul Carlo .
Selama perjalanan Luna tidak banyak bicara , Carlo juga lebih banyak mendengarkan musik di ipodnya . Perjalanan panjang ke New York itu sangat melelahkan . Entah berapa lama harus dihabiskan selama berada dipesawat . Tahu-tahu semuanya seperti berlalu tanpa Luna sadari . Ia seperti kehilangan semua waktu yang dilewatinya . Sampai di hotel , mengemas barangnya , makan , istirahat semuanya dilakukannya seperti tidak disadarinya .
“ Haii !!” Carlo menjentikkan jarinya didepan Luna karena Luna melamun . “ Gue lagi ngomong Luna “ saat ini mereka sedang sarapan pagi sambil minum kopi dan makan roti . Di café yang tidak jauh dari hotel mereka menginap . Terpandang olehnya wajah Carlo, sedikit mirip dengan Langit . Dia tersenyum dan Luna teringat senyum jahil Langit .
“ Kenapa ?”.
“ Kita akan mulai pemotretan hari ini , lo siap ?”.
“ Siap nggak siap “.
“ Kita sudah mengurus izin dan semuanya , hair dresser dan semuanya sudah siap untuk make over lo “ dia kembali tersenyum membuat Luna mulai nyaman karena senyum itu mengingatkan dia pada Langit .
“ Lo atur aja bagusnya gimana “. Jam tiga sore mereka mulai pemotretan di jalan raya New york, dimana orang sibuk berlalu lalang . Luna keluar dari mobil yang sudah dipersiapkan sebagai ruang gantinya . Ia melihat beberapa bule tampak memandangnya ingin tahu, Luna memakai gaun pengantin unik yang membuat ia tampak seperti barbie . Wajahnya telah dirias cantik sekali serupa barbie , matanya dipakaikan softlens berwarna biru cerah . Carlo sedang mencoba membidik beberapa sasaran foto ketika terpandang olehnya lewat lensa , Luna yang bingung . Namun dia terpesona sekali, seperti yang diperkirakan tapi ini jauh lebih cantik dari bayangannya .
“ Hai Barbie, ready to action ?”.
“ Car, lo serius , ini rame banget ?”.
“ Emang itu maksud gue , temanya Barbie on the New York Street “.
“ What , lo mau pamerin gue ke bule-bule gitu ?”.
“ Mereka bisa ngelihat kok kalau akan ada pemotretan disini , jadi lo tenang aja , kita mulai aja ya “ Luna mau tidak mau setuju dan mematuhi arahan Carlo . Ia berdiri ditengah jalan New york dan Carlo mengarahkan gaya lalu memotretnya dari beberapa sisi . Lalu Luna ganti pakaian dengan gaun berwarna merah muda dengan topi yang membuatnya semakin cantik . Ia difoto sedang berjalan ditengah kerumunan orang yang berpakaian jaket tebal dan syal . Lalu mereka pindah lokasi ke dekat telpon umum , Luna berganti pakaian lagi dengan gaun berwarna merah , berdiri tidak jauh dari box telpon , Luna yang seolah menunggu bus . Dan akhirnya pemotretan selesai pukul lima sore .
“ Memang tidak sulit kalau modelnya sudah cantik dari sananya “ komentar sang hair dresser pada Carlo .
“ Aku tidak pernah salah pilih model “ jawab Carlo bangga . Pulang pemotretan Carlo mengantar Luna sampai didepan pintu kamar hotelnya . “ Makasih ya lun, setelah majalah ini terbit gue akan langsung kasih ke lo dan gue akan transfer pembayarannya “.
“ Apa ?”.
“ Lo nggak berfikir gue minta lo difoto dengan Cuma-cumakan ?”.
“ Gue pikir .. tapi gue nggak minta dibayar, gue ngelakuin ini untuk Langit “ Carlo terdiam sesaat .
“ Gue tahu, tapi gue akan tetap ..”.
“ Nggak usah Car, anggap aja perjalanan ke New York ini bayarannya toh gue juga bukan model beneran kok “.
“ Lo yakin ?”.
“ Iya “.
“ Ok, sekali lagi makasih “ Carlo memeluk Luna tiba-tiba namun rasanya beda , Luna hanya kaget .
“ Ngg.. iya, sama-sama “.
Keesokan harinya Luna diajak jalan-jalan oleh Carlo keliling New York . Menjelajahi tempat-tempat di New York . Makan dan nonton di bioskop . Carlo ternyata juga sangat menyenangkan . Ia juga nggak kalah ramenya seperti Langit . Carlo membelikan Luna beberapa pakaian sebagai bayaran katanya, penambah bayaran traveling ke New York dan Luna tidak boleh menolak karena sudah menolak dibayar untuk pemotretan . Selama jalan-jalan juga Carlo tidak ada habisnya memotret Luna yang berpose dengan senang hati dilatar belakangi gedung-gedung menjulang di New York . Luna juga tidak lupa membeli oleh-oleh untuk keluarga dan sahabatnya Metta, untuk mas Fahri dan untuk Langit .
“ Gue mau cariin sesuatu buat Langit “.
“ Buat Langit ?” ulang Carlo .
“ Iya , tapi apa ya ?” Luna memainkan bandul kalung yang berbentuk bulan sabit pemberian Langit .
“ Bandul kalung lo lucu deh, bulan seperti nama lo “.
“ Ini pemberian Langit “ Carlo terkesiap sesaat .
“ Langit yang ngasih ?”.
“ Iya “.
“ Mmh.. hubungan lo sama Langit sejauh apa sih Lun ?” Carlo jadi penasaran .
“ Nggak jauh-jauh dari teman dekat “ jawab Luna sambil melihat-lihat aksesoris cowok .
“ Ada kemungkinan kalian jadian ?” tanya Carlo dan Luna menoleh kearahnya .
“ Maksud lo , Langit punya maksud dengan pemberiannya selama ini ?”.
“ Selama ini, berarti nggak Cuma kalung itu doank yang dikasih Langit ke lo ?”.
“ Emang nggak , sepatu ini “ dia memperlihatkan high heels putihnya . Entah kenapa kemarin saat mengemas dia memasukkannya . “ Dan Syal ini juga pemberian Langit “. Carlo makin terkesiap saja mendengarnya .
“ Dia sering ngasih lo barang-barang ya ?”.
“ Dia bilang bentuk tobatnya ke cewek-cewek karena dulunya playboy, dan nggak Cuma gue juga yang sering dikasih barang-barang , Metta pacarnya Ruben juga sering kok “ Carlo mengangguk mengerti . “ Mmh.. I want to see this one “ kata Luna pada wanita bule yang menungguinya melihat-lihat . Luna menunjuk sebuah gelang berwarna hitam dan ada bandul dari perak mengkilap berbentuk bulan sabit . Kebetulan sekali bukan .
“ Unbelieveble “ ucap Luna .
“ What ?” Carlo heran .
“ Bandulnya bulan sabit , gue ambil ini deh buat Langit “.
“ Kenapa “.
“ Kenang-kenangan aja “.
“ Kenapa bulan sabit ?”.
“ Biar dia ingat sama gue , Luna teman dekatnya “ jawab Luna . “ I want this , how much “ perempuan itu mengatakan berapa harganya dan Lunapun membayar .
“ Udah “.
“ Thank you , udah yuk “ mereka kembali ke hotel dan bersiap-siap karena besok akan kembali ke Indonesia .
Saking senangnya akan segera kembali ke Indonesia Luna sangat menikmati sekali perjalanan pulangnya meskipun sangat melelahkan . Mengobrol bersama Carlo dan beberapa tim yang lain yang ikut bersama mereka . Hingga akhirnya pesawat sampai juga di Indonesia . Langit menjemput mereka di bandara . Luna senang sekali melihatnya , begitu sudah dekat Luna langsung saja memeluk Langit tanpa diduga .
“ Heii.. lo pasti kangen banget sama gue “ kata Langit saking kagetnya dia .
“ Kangen banget “.
“ Mereka pacaran Car ?” tanya si hairdresser . “ Gue pikir lo sama dia yang bakal pacaran “ Carlo hanya tersenyum sinis .
“ Lo dijagain Carlokan ?” Langit melirik Carlo .
“ Gue jagain Luna lo kok “.
“ Jadi dia masih Luna gue nih ?”.
“ Hallo everybody, perlu gue tegaskan kalau gue Lunanya bonyok gue “.
“ Iya bawel “ jawab Langit sambil mengelus rambut Luna . “ Balik sekarang aja yuk, kalian pasti kecapean “.
“ Yuk deh “ Langit membawakan koper Luna , dan Carlo mengikuti mereka dari belakang . Mereka memang sangat akrab pikir Carlo sangat sulit jika gue harus masuk dan berada diantara mereka apalagi gue nggak tahu perasaan mereka masing-masing gimana batinnya .
Langit mengantarkan Luna sampai rumah namun tidak masuk dan hanya titip salam karena akan mengantar Carlo lagi . Begitu sampai Luna disambut bahagia oleh kedua orang tuanya dan ketiga adiknya . Meski capek Luna membuka barang-barangnya dan membagikan oleh-oleh buat adik-adiknya dan juga mama papanya . Setelah itu barulah ia bisa istirahat . Langit mengatakan kalau besok ia tidak perlu masuk kerja, ia akan mulai kerja hari Seninnya , karena Langit sudah izinkan ke pihak kantor . Agar Luna bisa istirahat dulu sehari .
0 comments:
Post a Comment