Perubahan sikap Luna menjadi sosok tertutup dan pendiam tidak urung membuat kedua orang tuanya juga menyadarinya . Anak gadisnya ini kalem banget sekarang tidak seperti dulu yang selalu ceria . Wajahnya sepertinya menanggung beban berat dan masalah berat . Di kantor beberapa kali dia nggak ngeh diajak bicara oleh Langit tentang materi meeting .
“ Lun, Luna !!” Langit menjentikkan jari membuat Luna sadar .
“ Hahh.. iya Lang ?”.
“ Lo baik-baik ajakan ?”.
“ Iya “.
“ Oh iya, nih baru dikirim kekantor “ Langit memberikan Luna undangan .
“ Undangan, lo mau nikah ?”.
“ Hahaha.. sama siapa , nggaklah ini undangan kakaknya Metta , kak Mita mau nikah sama pacarnya “.
“ Oh ya, tapikan kak Mita masih semester enam apa lima “.
“ Kan nggak ada yang ngelarang kalau mau nikah, emangnya masih SMU “.
“ Iya sih, di Bandung ya ?’.
“ Iya, kita bisa pergi tuh karena tanggalnya dekat-dekat sama tanggal pembuatan iklan di Bandungkan “ Luna baru sadar .
“ Iya yah “.
“ Lo pergikan ?”.
“ Hahh !!”.
“ Lo pergikan ?” ulang Langit .
“ Mmm.. “.
“ Lumayan lho buat nenangin pikiran “ jawab Langit sambil lalu .
“ Iya, gue pasti datang karena kak Mita kakaknya sahabat guekan Metta “ Langit tersenyum .
“ Bareng aja ama gue , ntar lo gue jemput , gimana ?”.
“ Terserah, atur aja gimana bagusnya “.
“ Ok “.
Luna mengatakan kalau ia akan ke Bandung untuk tugas kantor dan menghadiri pesta pernikahan kakak Metta . Maka iapun bersiap-siap untuk berangkat malam harinya . Memasukkan segala keperluan selama di Bandung .
“ Mau dibantu sayang ?” Tanya mama muncul dari pintu saat Luna sedang mengepak kopernya .
“ Nggak usah ma, udah mau selesai kok “.
“ Kamu beneran mau ke Bandung ?”.
“ Iya “.
“ Tapi, kamu kelihatan nggak sehat , mama bisa lihat “.
“ Luna nggak apa-apa kok ma”.
“ Benar ?” Luna mengangguk . “ Lun, mama ini mama kamu jadi mama tahu kalau kamu pasti ada masalah “ mama baru sadar kali kalau Luna anaknya , kalau mama memang mamanya pasti tidak akan memaksa Luna tidak menjadi dirinya sendiri batinnya .
“ Nggak semua orang tua benar-benar mengenal anaknya ma, Luna nggak apa-apa kok jadi mama nggak usah khawatir “ mama tercenung mendengar kata-kata Luna .
“ Ya udah, mama tinggal dulu ya “ Luna mengangguk dan menutup kopernya . Lalu muncul Starla .
“ Hai kak !!” katanya ceria . “ Senangnya yang mau ke Bandung , bareng kak Langit lagi “ namun Luna tidak menggubris . Ia sibuk melihat-lihat sepatunya .
“ Kak !!”.
“ Hmm “ Hmm nya kali ini beda, benar-benar bukan Luna . Hmmnya Luna biasanya dengan nada tidak sabar . Tapi Hmm ini dingin sekali dan Starla bisa merasakannya . “ Lo kenapa sih, belakangan jadi dingin begini , kaleeemmm.. banget “.
“ Nggak kenapa-napa “.
“ Something is wrong “.
“ Gue ngantuk, lo bisa keluar sekarangkan “. Kakak kenapa sih, nggak biasanya dia ngusirnya kayak begini, biasanya pake nyeret-nyeret gue, trus bilang gue bawellah, berisiklah, banyak tanyalah batin Starla sadar kalau ada yang nggak beres sama kakaknya ini .
Keesokan paginya Luna dijemput oleh Langit , mama dan papa juga Starla dan kedua adik kembarnya mengantarkan sampai depan pintu.
“ Hati-hati dijalan ya “ pesan mama .
“ Tenang aja tante, Langit jagain deh si Luna “ ujar Langit sok akrab.
“ Titip Luna ya Langit “.
“ Luna berangkat ya ma, pa, La, Leo, Rion “ Luna memeluk dua adik kembarnya. “ Mau oleh-oleh apa ?”.
“ Kakak Luna Leo “.
“ Kakak Luna Orion “ kompak mereka membuat semua heran . Langit melihat kedua adik Luna dengan tatap ramah dan entah kenapa ia bisa membaca maksud mereka .
“ Dahhh “ . Langit sudah memasukkan koper Luna kebagasi belakang . Mama dan papa masih melambai ketika mazda hijau itu berlalu . Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, Langit akhirnya menyalakan music dan lagu boom boom pow milik BEP mengalun menghentak. Luna mengalihkan pandangan kearah Langit seolah berkata ‘ nggak salah lagu lo ‘.
“ Jadi mengenang masa lalukan ?”.
“ Masa lalu ?”.
“ Zamannya lo jadi dancer dan cheerlaeders “ Luna tersenyum tipis.“ Udahlah Lun, gue capek ngelihat lo ngulum-ngulum senyum kayak begitu kayak bukan Lunanya gue “ Luna menoleh kearah Langit makin tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya .
“ Luna lo ?”.
“ Luna gue “ dia mengoreksi.
“ Seolah-olah gue milik lo “.
“ Semua teman gue ya milik gue, emang salah ?” Langit balik bertanya , Luna memandang matanya dan ia melihat Langit berkata jujur .
“ Aneh aja dengarnya “.
“ Hmm.. lo kebanyakan nonton sinetron, nonton film sama baca novel nih “ komentar Langit masih serius menyetir . “ Lo pasti biasa dengar kata-kata itu diucapin cowok buat ceweknyakan, haduhh.. Luna itu udah lumrah kali “.
“ Ohh.. berarti pengalaman gue yang minim “.
“ Hahaha.. baru nyadar mbak, makanya banyak tanya donk ke yang lebih berpengalaman kayak gue contohnya “. Lagu berganti dan terdengar lagu milik agnes monica Coz I love you yang jadi Ost’nya Angel’s Diary itu . Lima menit berlalu tanpa ada kata-kata dan itu membuat Langit suntuk .
“ Ehh non, gue ngajak lo bareng biar nggak boring di mobil sendirian , ehh.. ini malah diam-diaman nggak asik banget sih “.
“ Ya ampun Lang, lo tuh ternyata bawel juga ya kayak Starla “.
“ Abis dulu nggak bisa bawelin lo kan, dulu kitakan nggak dekat “.
“ Haduhh penting nggak sih “.
“ Ehh adik lo manis juga ya, Starlakan namanya ?”.
“ Iya, kenapa lo naksir ?”.
“ Nggak berani gue, kakaknya galak sih , bisa abis gue “.
“ Lagian kalo lo berani juga nggak bisa, Starla udah punya pacar “.
“ Oh ya siapa ?”.
“ Dika, adik kelas di 9 yang sekarang jadi abang kelasnya “.
“ Dika.. Dika.. Dika yang anak Paskib sekolah itu ?”.
“ Iya “.
“ Wahh nggak nyangka gue, diakan tetangga gue “.
“ Owh!!”.
“ Kok begitu doank sih tanggepannya , ngomong lebih banyak donk kayak biasanya , ceria dikit kenapa sih toh disini udah nggak ada siapa-siapa Cuma lo ama gue so.. be your self my Luna “.
“ Aduhh stop deh sebut gue My Luna “.
“ Kalau lo mau jadi diri lo lagi gue bakal stop panggil lo My Luna “.
“ Gue nggak ada bahan omongan “.
“ Pikir donk “ Luna berfikir .
“ Kenapa nama lo Langit Lazuardi ?” Langit heran. Pertanyaan apaan tuh batinnya .
“ Lo sendiri, kenapa nama lo Luna Indah ?”.
“ Itu sih gampang “ jawab Luna masih dengan gaya bicara barunya‘setengah malas‘.“ Karena gue lahir dimalam hari dan saat itu bulan tampak penuh , benderang dan indah “.
“ Kalau gitu kenapa nama gue Langit Lazuardi , karena gue lahir di pagi hari dimana langit masih biru dan terang “ Luna geleng-geleng kepala .
Perjalanan ke Bandung cukup memakan waktu juga , setelah satu jam Luna melihat Langit sedikit bergerak-gerak dari duduknya karena pegal . Malah lagi lampu merah lagi . Luna memandangi Langit . Ini cowok kalau lagi serius begini emang keren sih, pantas aja ceweknya segudang batinnya . Langit tidak sadar dipandangi oleh Luna .
“ Lo capek ya, gue gantiin nyupir deh “.
“ Ntar aja deh, abis makan siang “.
“ Gue malas turun “.
“ Ya udah kita beli makan aja makan sambil jalan “ Luna setuju . Dan begitu sudah jalan kembali mereka berhenti membeli pizza . Masih Langit yang menyetir . Luna membuka pizzanya.
“ Ini rasa apaan Lang ?”.
“ Quadza “.
“ Ohh.. nih buat lo “ Luna memberikan pada Langit .
“ Lo kebangetan banget sih Lun, guekan lagi nyetir “ Luna terkesiap sesaat , Apa maksudnya nih, masa gue musti nyuapin dia sih .
“ Ya udah, buka mulut lo “ Langit masih menyetir dan Luna mendekatkan agar bisa menyuapi Langit. Langit hanya mengarahkan mulutnya kesamping namun tidak pandangannya karena bisa bahaya . Setelah membantu Langit makan ia sendiri juga mengambil potongan lain dengan tangan untuk dirinya sedang tangan kananya masih memegang pizza Langit . Langit ngangak lagi minta makan maka Luna membantunya dan punya Langit abis duluan sedang dia masih ada. Tida-tiba ponselnya berbunyi dari Metta . Luna menaruh pizzanya dan merogoh tas mengeluarkan handphonenya .
“ Ya Met , iya gue lagi dijalan bareng sama Langit “ jawab Luna sambil membuka botol air mineral dan meminumnya . Langit mengambil pizza lagi , menoleh sedikit lalu kembali melihat kedepan . “ Iya, iya, tenang aja deh, yuk bye” Luna menutup handphonenya dan menoleh kearah pizzanya yang sudah raib .
“ Lo makan pizza gue ?”.
“ Hahh !!” Langit bingung . “ Nggak tahu gue, gue asal comot aja “.
“ Itu pizza gue “.
“ Ya udah sih udah ketelan ama gue Lun “.
“ Tapi lo makan pizza bekas gue ?”.
“ Terus kenapa ?” Langit nggak ngerti . “ Lo nggak rabies atau HIV kan ?” Luna membulatkan matanya membuat Langit tertawa .
“ Lo tuh ..”.
“ Hahaha.. ya udah non santai aja, gue aja santai ini “ Luna kembali mengambil pizza dan memakannya . Satu jam kemudian Luna dan Langit bergantian menyetir , dan hanya setengah jam menyetir Langit sudah minta gantian nyetir lagi . Hingga beberapa jam kemudian akhirnya sampai juga didepan kediaman Ruben .
0 comments:
Post a Comment