Saturday 20 August 2011

New Luna


      Luna senang sekali karena tak lama setelah Langit pulang Metta sahabatnya yang pindah satu keluarga ke Bandung datang berkunjung bersama Ruben . Tapi Ruben Cuma mampir sebentar karena ingin mengunjungi si Langit . Padahal tadi Langit baru saja dari rumahnya . Maka merekapun melepas rindu dan sibuk bercurhat dikamar Luna sambil baring-baring.
“ Ehh Lun, lo bilang tadi Langit kesini pagi-pagi “kata Metta.“ Lo sama dia nggak ..”.
“ Nggaklah Met, kita Cuma teman aja , yahh.. teman akrablah “.
“ Begitu toh “.
“ Tapi dia baik banget , sering banget ngasih gue barang, gue jadi nggak enak hati “.
“ Biasa aja lagi, gue juga sering dikasih sama Langit , Ruben tahu pastinya ini bentuk tobatnya dia “.
“ Lo tahu juga tentang bentuk tobatnya itu ?”.
“ Iyalah, kan cowok gue sahabatnya dan Langit juga sering cerita ke gue kok “.
“ Begitu “.
“ Lo masih sendiri aja Lun?”.
“ Menurut lo ?”.
“ Emangnya nggak ada yang ok dikampus lo, atau dikantor lo ?”.
“ Di kampus sih gue nggak terlalu ngeh, kalau di kantor yang ok Cuma Langit sama kak Dimas aja tuh “ jawabnya . Luna sudah cerita lewat sms panjang tentang ketemu kembalinya dia dengan kak Dimas . “ Berhubung kak Dimas punya Puri dan Langit itu si playboy sekolah jadi gue nggak niat deketin salah satu dari mereka “.
“ Hahaha.. lo tuh ya “.
“ Lo mah enak ada Ruben yang cinta mati sama lo “.
“ Gue juga cinta mati sama dia, nggak tahu deh kalau kita tiba-tiba putus, huhh.. bisa gila gue kali “ Luna ngakak dengarnya . “ Lo kan belum pernah ngerasa putus pacaran Lun, sakit tahu , makanya lo pacaran donk biar ngerasa” wahh  udah mulai masuk ke topic terlarang nih kayaknya pikir Luna .
“ Bukan gitu Met”.
“ Sorry kalau kita jadi masuk topic terlarang Cuma gue rasa lo harus mulai deh untuk belajar buka hati lo , jadi lo bisa ketemu sama orang yang membuat lo benar-benar jatuh cinta Luna “ kata Metta lembut. “ Cinta nggak selamanya melihat criteria, gimana cowok itu, atau apa yang pernah terjadi sama dia , intinya masa lalunya , kalau ruben dulunya pecandu gue juga nggak peduli karena sekarang dia nggak pecandu lagi “.
“ Memangnya Ruben pecandu ?”.
“ Itukan misalnya “.
“ Kayaknya Langit benar, gue terlalu pemilih kali ya “.
“ Lo terlalu kaku pada criteria cowok idaman lo “.
“ Itu pentingkan “.
C’mon, cinta itu dari hati non bukan dari criteria, kalau tiba-tiba si cupid nembakin panahnya ke lo saat lo lagi kenalan sama cowok yang biasa banget menurut gue, tapi karena lo suka dia lo pasti pertahanin , itu cinta Lun “.
“ Trus gue musti gimana?”.
“ Usaha donk, buka hati lo jangan Cuma buka diri lo buat punya banyak teman “.
“ Hhh.. nggak ada yang lagi gue taksir saat ini “.
“ Yahh.. pasti ntar datang tuh orang , atau mungkin orang terdekat yang nggak kita sangka “.

            Semenjak omongannya dengan Metta itu Luna bawaannya gundah dan jadi kayak stress karena nggak punya pacar . Dan lagi segala bentuk protes keluarga tentang sikapnya yang masih belum berubah .
Emang gue mau berubah jadi apaan??? Wonder women, cat women huhh batinnya . Luna jadi sering uring-uringan dan banyak diam . Susah tidur, kadang menangis karena sepertinya kok dia tertekan dipaksa menjadi dewasa padahal dia merasa belum saatnya dia seperti kebanyakan gadis seumurnya . Memangnya salah kalau orang dewasa secara sikapnya itu telat . Langit dan mas Fahri juga melihat perubahan sikap Luna . Dirumah Luna juga nggak banyak bicara, pergi kerja lebih pagi dan tidak mau ditebengi mas Fahri . Pulang kemalaman karena musti naik angkot .


Mungkin ia harus lebih keras berusaha lagi untuk membuat mama dan papa juga Starla puas . Kalau ia akan berubah jadi dewasa . Jadi modis dan cantik seperti keinginan mereka . Luna belanja beberapa baju yang membuatnya terlihat lebih dewasa, membeli beberapa high heels lalu mulai memakai gaya barunya .

            Luna bangun lebih pagi, cara berpakaiannya berubah . Hari itu ia memakai terusan sampai setengah paha dan memakai belt coklat . Betis langsingnya dibalut stocking dan memakai high heels barunya . Starla juga terngaga melihat kakanya bisa seberubah itu, riasan wajahnya juga terlihat lebih tegas memperlihatkan kedewasaan . Poninya ia jepit keatas dengan rapi .
“ Cantik sekali sayang “ puji mama . Luna hanya tersenyum tipis .
“ Luna berangkat ya “ .
“ Papa antar ya “ padahal sudah beberapa minggu ini papa jarang sekali menawarkan Luna untuk diantar atau dijemput dan Luna malas memintanya karena hanya akan ditolak . Tapi hanya karena perubahan ini mereka jadi seperti baik padanya .
“ Luna naik taksi kok, taksinya udah didepan , Luna pamit yam assalamualaikum “. Tanpa menungggu jawaban Luna berlalu dan begitu sampai dikantor Luna benar-benar menarik perhatian . Gadis lucu, periang dan imut itu benar-benar menjadi gadis dewasa yang menarik . Bahkan lebih menarik dari Diana yang jago dandan . Bosan kali lihat Diana yang keseringan dandan .
“ Luna “ sapa kak Dimas saat mereka akan memasuki lift .
“ Pagi kak “.
“ Pagi, kamu.. beda sekali hari ini “.
“ Nggak kok, biasa aja “.
“ Kamu cantik “ ucapnya dan tepat saat itu pintu lift terbuka dan mereka masuk berdua .
“ Makasih “ sepanjang di dalam lift mereka tidak banyak bicara . Jadi kalau gue pake kemeja biasa dan kets gue nggak cantik, tetapi karena gue pake dress kayak begini sama high heels jadinya gue cantik , hahh.. dasar cowok dimana-mana sama batinnya .  Begitu keluar dari lift mereka menuju ruangan masing-masing ternyata Langit sudah ada disana .
“ Hai Lun lo… lho.. ada apaan nih, hari ini kitakan nggak ada meeting  ?”.
“ Apa Cuma pas meeting aja gue boleh tampil begini ?”.
“ Ya enggak, Cuma.. kayak bukan lo aja “ jawab Langit . Dan Luna menoleh kearahnya . Langit tersenyum . “ Lo nggak cute lagi jadinya.. tapi.. cantik “ dia bicara dengan nada santai dan biasa sekali .  Luna nggak menjawab dan dia duduk di kursinya . Langit melihat ada yang berbeda dari Luna yang baru ini . Beberapa hari kedepan ia tampil dengan penampilan barunya ini dan semua benar-benar memujinya . Namun entah kenapa Luna tidak menikmatinya . Ada kekosongan dimatanya , ada kehampaan dan rasa sakit terpendam disana . Langit bisa melihatnya namun ia tidak mau bertanya . Luna yang baru tidak seceria biasanya, ia lebih kalem dan tidak banyak bicara . Dan hal itu tidak hanya dirasakan oleh Langit tapi juga mas Fahri .
“ Kamu nggak apa-apakan Lun ?” Tanya mas Fahri waktu berpapasan di lorong kantor.
“ Nggak apa-apa kok mas “ Luna menjawab dengan senyuman yang bukan Luna , senyumannya manis tetapi seperti berat . Dirumah Luna juga lebih sering dikamar, lebih sering dari biasanya . Pulang kampus dan kantor berada di kamar . Ke ruang makan Cuma kalau lapar .
Tok..tok..tok..
“ Masuk !!” pintu terbuka dan tampak dua kepala menyembul . Dua adik kembarnya , Orion dan Leo .” Ehh Rion, Leo , sini sayang “ mereka menghanpiri Luna dan duduk dekat Luna diatas kasur .
“ Nonton bola yuk kak dilapangan kompleks “ ajak leo yang yang memakai kaos coklat .
“ Udah lama nih nggak nonton bareng kak “ timpal Orion.
“ Kakak capek “.
“ Main PS aja yuk, kan dirumah tuh nggak kemana-mana “ pujuk Orion lagi.
“ Ajak kak Starla gih sana “.
“ Kak Starla nggak ada, lagian kak Starla nggak asik “ jawab Leo .
“ PS itu mainanya anak kecil sayang, kakakkan udah gede, udah dewasa masa masih main PS juga “ kata Luna lembut . Jawaban apa itu pikirnya sendiri emang ada undang-undang ngelarang orang dewasa main PS .
“ Kakak kenapa sih jadi pendiam, nggak asik nih “ gerutu Leo .
“ Iya kak, males ngelihatnya , enakan ngelihat kakak yang kayak dulu “.
“ Kan kakak udah gede sayang, musti berubah donk “.
“ Perubahannya nggak asik, kakak nggak ada waktu deh buat kita , papa sibuk , mama sibuk , kakak Starla juga , dulu ada kakak sekarang kakak ikut-ikutan sibuk huhhh .. “ Leo mengeluh.
“ Ya udah deh, kita main berdua aja , yuk Leo “ ajak Orion dan mereka keluar dari kamar Luna . Luna merasa bersalah sekali pada kedua adiknya . Apa ini perubahan, dilain pihak ia melihat orang begitu menyukai perubahannya dan memujinya tetapi disisi lain ada yang tersisih karena perubahannya ini . Karena Luna yang baru membuat kedua adiknya merasa kehilangan sekali .
           

0 comments: