Saturday 20 August 2011

What happened with my family

      Karena kecapean pulang kuliah terlalu malam , Luna lupa menyetel jam wekernya akibatnya ia jadi bangun kesiangan . Mama mengetuk pintu kamar Luna namun tidak ada jawaban, mama memutar pegangan pintu dan ternyata tidak dikunci . Anak gadisnya masih tertidur pulas berselubung selimut . Mama menghampiri Luna dan menggoyang tubuhnya pelan.
“ Luna, ayo bangun udah pagi nanti kamu telat lho ke kantornya “.
“ Hmm!!” .
“ Luna, ayo bangun udah jam tujuh ini “ Luna menggeliat dan mengerjapkan matanya lalu bangun .
“ Apa sih ma ?”.
“ Kamu itu kerjakan hari ini, mau berangkat jam berapa , masa hari kedua kerja malah telat “.
“ Luna masuk jam delapan ma “.
“ Iya tapi siap-siap dulu donk, nanti Fahri datang kamunya belum siap “.
“ Iya deh bentar lagi “ Luna kembali berbaring dan memeluk bantal gulingnya .
“ Luna.. Luna .. ayo bangun jangan kayak begitu ahh , udah dewasa masih aja malas-malasan kayak begitu “.
“ Mama jangan mulai deh “ .
“ Lun, adik-adik kamu aja udah pada berangkat , bangunnya pagi semua nah kamu masa harus mama bangunin lagi “.
“ Aduhh mama, kenapa musti ribet sih yang namanya bangunin anak itukan tugasnya orang tua jadi kenapa musti diributin sih “.
“ Tugas orang tua kalau anaknya seumuran Orion dan Leo, kalau udah segeda kamu masa iya masih dibangunin juga “.
“ Uhh.. capek deh ngomong sama mama selalu kayak begitu “ Luna bangkit dan mengambil handuknya .
“ Mamakan bicara yang benar sayang, kamu itu udah dewasa kasih contoh yang baik donk sama adik-adik kamu , lihat Starla bangun paginya sendiri “.
“ Mulai nih jurus banding membandingnya keluar huhh” Luna masuk kedalam kamar mandi .
“ Bukan membanding-bandingkan Luna, tapi mama maunya kamu bisa jadi contoh yang benar buat adik –adik kamu , Orion dan Leo juga Starla “.
“ Starla again and again “ ucap Luna sambil menggantung handuk di pengait .
“ Cepat ya , mama siapin sarapan “.
“ Udah kenyang sarapan omelan ma” gumam Luna.

            Sampai dikantor, Langit sudah tiba duluan dan sibuk dengan laptopnya entah apa yang dikerjakan olehnya Luna tidak tahu . Luna duduk dikursinya dan mengeluarkan laptop .
“ Udah siapin semuanyakan ?” tanya Langit.
“ Siapin apaan ?” tanya Luna sambil menyalakan laptop .
“ Materi meeting jam sembilan nanti “ Luna mendongak namun Langit masih serius mengetik .
“ Kok lo nggak ada bilang sama gue ?”.
“ Gue udah email ke lo “.
“ Gue belum buka email dari kemarin, lo kasih tahu donk kalau ngirim email , telpon kek atau sms kek kayak hidup di zaman batu aja lo dan nggak mungkinkan lo nggak punya handphone “.
“ Yang nggak gue punya itu nomor handphone lo “ Langit masih serius mengetik.
“ Ya mintalah apa susahnya sih, berat ya bilang Lun nomor hp lo berapa ?”.
“ Ntar kalo gue minta lo salah paham lagi, lo kan sering negative thinking sama gue “ mendengar itu Luna jadi tidak enak . “ Ya udah, masih ada satu jam , lo siapin aja semuanya dulu “. Tanpa berkata apa-pa Lunapun segera menyiapkan materi meeting . Pintu diketuk dan Langit yang menjawab .
“ Masuk !!”.
“ Permisi mas Langit, ini saya mau antar tehnya “ OB cewek masuk sambil cengar-cengir genit dan berjalan kearah Langit.
“ Ohh.. Nita, makasih ya Nit” ucap Langit sembari tersenyum membuat Nita terbang.
“ Iya mas, kalo ada apa-ap panggil Nita aja mas, Nita ada di pantri kok “.
“ Iya, makasih , lo nggak mau minta apa-apa Lun ?” tanya Langit.
“ Hahh.. mmh.. apa ya, nggak usah deh mbak nanti aja “.
“ Ya sudah, Nita permisi mas “ gila ini cewek dia cuek aja sama omongan gue . Nita ngeloyor pergi nggak menganggap omongan Luna .
“ OB aja pake genit segala “.
“ OB juga manusia “ .
“ Lo nya sih sok tebar pesona “.
“ Gue nggak tebar pesona juga dia naksir gue, trus gue musti gimana ke kantor pake topeng gitu biar muka gue nggak kelihatan ?” tanya Langit setelah menyeruput tehnya.
“ Pede amat sih lo , hihh.. pagi-pagi udah bikin sebal “ Luna beranjak dan ngeloyor keluar . Semalam  ia dan Langit sudah diajak berkeliling . Jadi dia sudah sedikit tahu seluk-beluk kantor dan tiba-tiba saat Luna menoleh kekanan pintu sebuah ruangan terbuka . Seorang lelaki tinggi, yahh samalah tingginya dengan Langit dan mas Fahri . Memakai kemeja bergaris horizontal berwarna abu-abu . Kulitnya kuning langsat , matanya sayu menenangkan membuat Luna luluh tiap kali melihatnya . Mata yang sangat Luna kenal, karena Luna pernah naksir berat sama lelaki itu . Dia melihat kearah Luna tepat saat mas Fahri juga keluar dari ruangan yang sama .
“ Lunakan !!” katanya .
“ Iya, kak Dimaskan ?”.
“ Iya, selamat bergabung di Dunan ya “ ucapnya sembari menghampiri Luna bersama mas Fahri.
“ Kak Dimas di Dunan juga ?”.
“ Dimas ini creative directornya Lun, kemarin dia ada keperluan di Solo jadi nggak sempat ketemu kamu dihari pertama kerja “.
“ O.. gitu “.
“ Oh ya, udah siap untuk meeting nanti “.
“ Hahh.. !!” kaget Luna . Bego, ngapain gue keluar kan mustinya gue siapin materi seperti kata Langit tadi . “ Mmh.. udah mas “.
“ Ya udah, sampai ketemu diruang meeting ya “.
“ Iya kak Dimas “ dia berlalu dan mas Fahri tersenyum penuh arti . Karena mas Fahri tahu betul kalau dulu Luna naksir berat sama kak Dimas . Dimas Yudhistira teman sekelas kak Dimas sekaligus teman dekatnya juga . Mas Fahri dan kak Dimas dari zaman SMU dulu memang udah sering part time , toko rental DVD , toko kue, Mc Donaldlah jadi sudah banyak sekali pengalaman kerjanya . Padahal mereka terhitung keluarga mampu namun tidak mau menyusahkan orang tua dan pengen punya uang sendiri untuk beli ini dan itu . Sampai sekarang juga begitu, kak Dimas dan mas Fahri juga satu kampus dan sejurusan . Sahabat kental yang kompak sekali. Dan dari mas Fahrilah Luna tahu semuanya tentang cowok yang ditaksirnya ini , abisnya kak Dimas itu dulu zaman sekolah orangnya terkesan dingin banget . Atas bantuan mas Fahri mereka bisa kenalan dan jadi teman . Jadi teman aja Luna sudah senang apalagi kalau bisa lebih he..hehe maunya Luna . Tetapi memang waktu belum memihak jadi sampai sekarang mereka hanya sekedar begitu saja . Cowok-cowok di 9 menurut Luna nggak ada yang se cool kak Dimas .
            Untunglah meeting berjalan lancar, proyek iklan ini akan dikerjakan oleh kak Dimas dan mas Fahri sementara Luna dan Langit bersiap untuk pitching tiga hari lagi karena ada tender besar kalau mereka berhasil menggoal di pitching nanti . Maka Luna dan Langit harus sering berkomunikasi untuk menyatukan pikiran kira-kira ide apa yang bagus untuk tender itu . Hari ini kelas Cuma satu jam di kampus jadi jam delapan Luna sudah bisa pulang . Karena mas Fahri masih ada kelas sampai jam setengah sepuluh di kampusnya maka Luna nggak bisa nebeng . Luna memutuskan untuk menelpon papanya .
“ Hallo papa “.
“ Ini mama Luna”.
“ Ma, papa mana, jemput Luna ya “.
“ Papa nggak bisa Lun, kerjaan papamu itu menumpuk karena besok ada meeting diluar “.
“ Sebentar aja ma “.
“ Pulang naik ojek atau taksi aja deh Lun”.
“ Aduhh mama, apa salahnya sih  papa jemput, biasanya juga papa nggak protes kok “.
“ Biasanya jadinya kebiasaankan, makanya sekarang kamu biasain mandiri donk , jangan bergantung terus sama papa “.
“ Haduhh mama kok jadi ngebawelin Luna sih “.
“ Kamu sih , manja benar , naik ojek aja “.
“ Huhh.. ya udah deh  ma “.  Mama kenapa sih, PMS kali ya . Kok hari ini bawel ama nyebelin banget sikapnya ke gue . Luna berfikir lagi dan ia kembali memencet nomor di hpnya .
“ Kenapa kak “ terdengar suara Starla .
“ La, lo dimana , jemput gue donk “.
“ Gue lagi ngerjain tugas dirumah Dika “.
“ Ngerjain tugas dirumah Dika, pacaran kali “.
“ Ihh lo ya, adiknya Dikakan teman sekelas gue “.
“ Sebentar aja , jemput gue dikampus ya “.
“ Nggak bisa, tugas gue musti kelar malam ini , udah deh lo naik ojek atau angkot ato taksi aja deh kan banyak tuh seliweran depan kampus lo “.
“ Ya ampun, apa susahnya sih sebentar aja La “.
“ Kakak, lo tuh keras kepala banget sih, gue bilang nggak bisa “.
“ Pacaran bisa “.
“ Lo tuh ya, minta papa aja jemput “.
“ Papa sibuk “.
“ Gue juga sibuk, makanya lo mandiri kenapa sih kak udah gede ini “ kata Starla . “ Naik angot aja sana , beraniin diri lo, udah gede masih nggak berani kayak anak SMP aja lo, anak SMP aja masih berani daripada lo “.
“ Kok lo nyolot gitu sih “.
“ Lo duluan yang nyolot”.
“ Ikhh.. nyebelin banget sih lo “ Luna langsung mematikan handphone . Kenapa sih sama keluarga gue, kok pada nyebelin. Mama, Starla, papa juga , biasanya walaupun sibuk pasti papa mau jemput . Kenapa juga jadi pada bawel bilangin gue manja, nggak mandiri, resek banget sih omelnya dalam hati .
“ Hai Lun !!” terdengar suara disebelah Luna , Luna menoleh dan melihat sosok jangkung berkulit sawo matang dengan senyum manis . Fatir Mahesa, adiknya mas Fahri .
“ Hai Fat”.
“ Belum balik lo ?”.
“ Gue baru mau cari angkot “.
“ Angkot ?” heran Fatir . “ Lo kan jarang naik angkot, ntar kalo nyasar gimana tuh “.
“ Hhh.. nyasar ya tanya aja ke orang, susah amat “.
“ Bareng gue aja, gue juga mau balik nih “ Luna menoleh dan lega sekali . Thanks god, untung ada Fatir yang baik ini . Kakak beradik emang baiknya nggak ketulungan he..he..he .
“ Ya ampun Fatir lo baik banget sih”.
“ Biasa aja lagi, yuk naik “.
“ Ok “ Lunapun naik keatas motor Fatir . 


0 comments: