Saturday 13 August 2011

What is He doing Here

Tanggal 7 tiba juga, pagi itu Luna bangun lebih awal dan mempersiapkan diri sebaik mungkin . Ia memilih beberapa pakaian yang bisa dipakainya untuk bekerja pada hari pertamanya . Ia harus memberikan good impressionkan untuk semua orang dikantor barunya . Jam tujuh mas Fahri sudah menunggu Luna diruang tamu karena satu kantor jadi bisa nebeng deh jadinya . Dan lima belas menit kemudian Luna muncul . Ia memakai setelan yang dipadu-padankan saja olehnya . Atasan kemeja lengan pendek berwarna putih dilapisi rompi berwarna hitam , rok buble sepaha dengan stocking hitam dan sepatunya .
“ Kets ?” Tanya mas Fajri .
My lovely white kets !!” jawab Luna ceria . “ Kan pak Harja nggak bilang nggak boleh pakai kets mas jadi nggak apa-apakan aku pakai “.
Stocking baru kak, keren , bahannya lebih tebal sampe nggak kelihatan gitu betis lo “ komen Starla muncul dibelakangnya . “ Hai mas Fahri “.
“ Hai La, udah mau berangkat juga “.
“ Ia nih, udah telat Starla mas hehehe..” Starlapun segera keluar karena udah pamitan duluan dengan mama dan papa .
“ Berangkat sekarang ?”.
“ Oke mas, Luna pamit dulu sama mama papa “ mas Fahri mengangguk .

            Akhirnya setelah pamit dan salaman mereka berangkat juga ke kantor . Perlu satu jam menuju kantor karena pagi ini lumayan macet. Tetapi akhirnya sampai juga . Dan begitu mobil terparkir sempurna mereka keluar .Terpandang oleh Luna sebuah motor sport berwarna merah yang sepertinya tidak asing . Sepertinya Luna pernah lihat sebelumnya namun ia tidak menanyakannya pada mas Fahri . Dan begitu sampai Luna mengikuti mas Fahri masuk . Beberapaa pasang mata memandangnya , dan beberapa cowok tersenyum penuh minat kearah Luna . Maklumlah, Luna terlihat lebih fresh dari pegawai lain yang kebanyakan mbak-mbak semuanya . Apalagi Luna make upnya nggak menor . Dia hanya pakai foundation dan bedak lalu pakai lip gloss . Sederhana namun memikat hati .
“ Luna !!” sapa pak Harjo begitu melihatnya sudah datang .

“ Selamat pagi pak “.
“ Pagi “ pak Harjo memandang Luna dari atas kebawah . Dari atas sudah oke dan modern sekali pak Harjo bisa maklum karena Luna masih terbilang remaja juga , masih 19 tahun sih . Dan ia mengerling sedikit melihat kets putih Luna . Tapi pak Harjo ternyata tidak berkomentar .
“ Nahh Luna, saya akan kenalkan kamu dengan pegawai disini “ tampak para pegawai mendekat kearah pak Harjo dan Luna . “ Semuanya, saya perkenalkan ini Luna Indah Gunawan pegawai baru di kantor ini dan dia akan menjadi asisten dari creative head “.
“ Hai Luna !!” sapa mereka .
“ Luna toh namanya “.
“ Bening banget “.
“ Akrabkan diri kamu dengan pegawai disini dan anggaplah seperti keluarga sendiri , dan kebetulan creative head yang baru juga akan mulai pada hari ini sama dengan kamu “.
“ Baik pak “. Pak Harjo mengantarkan Luna keruangan terpisah, dan saat masuk diruangan itu hanya ada dua meja saja . Pak Harjo menunjukkan mejanya yang menghadap ke jendela dan didekat tembok sebelah kanan ada meja lain dan itu sepertinya meja creative head . Lalu Luna heran melihat ada keranjang mini basket didinding sebelah jendela dan dilantai ada bola basketnya .
“ Baiklah , kamu bisa mulai bekerja “.
“ Baik pak “ pak Harjo keluar meninggalkan Luna dan menutup pintu sedikit terbuka . Luna mengambil bola basket dan melemparkan ke keranjangnya, lemparan pertama masuk, Luna mendrible lagi dan lemparan kedua masuk juga . Ia tidak sadar ada yang masuk dan lemparan ketiganya mengenai pinggiran keranjang basket dan terpantul kebelakang .
“ Aduhhh!!” Luna kaget dan berbalik perlahan memasang tampang memelas . Seorang lelaki berkemeja dengan motif garis-garis berwarna biru dan dasi senada mengusap keningnya . Lelaki itu sedikit lebih tinggi darinya, badannya proporsional dan tegap , rapi dan keren , Kulitnya bersih dan putih meskipun tidak lebih putih dari Luna . Dan ia mengarahkan pandangannya kearah Luna sedikit agak kesal namun begitu melihat senyum tidak enak hati dan senyum minta maaf Luna ia kaget sesaat .
“ Luna !!!” katanya . “ Luna Indah Gunawankan ?” dia mencoba meyakinkan “ De javu “ gumamnya .
“ Iya, lo… Langit si playboy sekolah itukan “ Langit nyengir mendengar Luna menyebut playboy sekolah .
“ Iya gue Langit , Langit Dinata teman sekelas lo di X1 “.
Ngapain si playboy ini disini batin Luna apa jangan-jangan dia si creative head itu, ya ampun jadi gw bakal partneran sama dia, oh my god .
“ Lo creative headnya ?”.
“ Iya, gw partner kerja lo sekarang , sayang banget ya mesti partneran sama playboy SMU “ Langit seakan bisa membaca hati dan pikiran Luna .
“ Haduhhh.. kalau bukan karena ini perusahaan yang lumayan berkelas gue pasti udah resign langsung “.
Resign, sadis benar , jangan berlebihan begitu donk “.
“ Males aja musti partneran sama playboy kayak lo “.
“ Lhoo.. professional donk, kerja ya kerja, urusan pribadi ya urusan pribadi “.
“ Urusan pribadi, nggak ada ?”.
“ Trus kenapa juga musti keberatan partneran sama gue ?”.
“ Malesss.. haduhh mimpi apa gw “.
“ Mimpi kejatuhan duren “.
“ Pantes, mending kejatuhan bulan “.
“ Ya enggak bisalah, kan bulannya lo sendiri Luna “ katanya namun Luna nggak ngeh padahal maksud Langit adalah arti namanya Luna artinya bulan .
“ Huhhh…!!” Luna duduk di kursinya .
“ Kenapa, lo takut jatuh cinta sama gue, takut kecantol sama gue dan cinta mati sama gue ?” Luna mengerutkan dahi dibalik poninya .
Gila ya ini cowok, pede amat sih dia
“ Jangan ngaco deh lo “.
“ Kebanyakan sih gitu, selama ini gue belum salah persepsi “.
“ Kalau begitu kali ini lo bakal salah “ yakin Luna .
“ Oh ya “.
“ Yaphh!!”.
“ Beneran ?” Langit mendekatkan wajahnya ke Luna dan Luna mundur . Ini cowok gue tonjok juga .
“ Nggak usah kepedean deh lo “.
“ Ok, We’ll see “.
We will see “ angguk Luna . “ Nih, potong jari manis gue kalo sampai gue jatuh cinta sama lo biar gue nggak nikah sekalian “ Langit tertegun sesaat lalu nyengir .
“ Serius amat mbak “ Langit geleng-geleng kepala dan berjalan menuju mejanya . Haduhh .. kenapa musti dia sih partner gue, nggak asik banget . Jadi nggak comfort nih gue .



0 comments: