Beberapa hari kedepan Langit sibuk sekali karena dia sibuk membantu sepupunya untuk pameran foto . Dia bilang ini pameran foto yang digalang ia dan sepupu-sepupunya . Salah seorang sepupunya yang seorang fotografer kaliber itu sudah berkeliling dunia dalam dunia fotografi . Dan sekarang bermaksud membuat pameran foto keluarga, jadi tidak hanya sepupunya saja yang akan memamerkan foto mereka tetapi juga sepupu yang lain yang memiliki hobi fotografi . Langit juga ikut memamerkan hasil jepretannya . Maka ia mengundang teman-teman kantor untuk melihat hasil fotonya di pameran itu . Metta dan Ruben juga datang dari Bandung hanya untuk melihat pameran itu .
“ Gimana persiapan pamerannya Lang ?” tanya Luna siang itu saat mereka makan siang bersama di café depan kantor .
“ Udah clear semuanya , tinggal nunggu opening doank , lo datangkan ?”.
“ Pasti donk, gue pengen lihat hasil foto lo sama sepupu-sepupu lo “.
“ Lo bakal kaget deh gimana hebatnya sepupu gue itu , dan dia malah pengen banget ketemu sama lo “.
“ Ketemu gue ?”.
“ Iya , si Carlo pengen ketemu , dia bilang gue hebat bisa dapat objek foto secantik lo “.
“ Lebay tuh si Carlo sepupu lo “.
“ Wahh menghina lo, dia tuh justru pakarnya menilai seseorang bagus nggak difoto , cantik nggak , fotogenic nggak “.
“ Iya deh, tapi dia mah berlebihan “ Langit geleng-geleng kepala . Ini orang emang ngga pernah sadar akan apa yang udah tuhan anugerahi ke dia batin Langit .
Sehari sebelum pameran Metta dan Ruben datang , Metta menginap dirumah Luna sementara Ruben menginap dirumah Langit .
“ Gue nggak sabar nunggu besok “ kata Metta . “ Kata Ruben foto-foto si Langit bagus-bagus banget “.
“ Oh ya “.
“ Iya “ Starla nongol di pintu yang sedikit terbuka .
“ Apaan La ?” tanya Luna . Starla masuk tanpa ditawarin .
“ Huhh.. gue mau curhat tahu “.
“ Curhat apaan ?”.
“ Tentang Dika kali “ tebak Metta . Starla nggak usah nanya dia pasti tahu Luna yang cerita ke Metta .
“ Iya nih , Dika mau kuliah di Singapore “.
“ Owh.. long distance gitu maksudnya ?”.
“ Haduhh kak, mana bisa gue , mana gue tahu dia setia ato nggak sama gue disana “.
“ Ya iya , trus lo maunya gimana ?”.
“ Gue maunya dia disini “.
“ Itu namanya lo egois , kan dia mau ngejar cita-citanya “.
“ Trus gue ?”.
“ Yahh.. dicoba aja dulu La, kalo emang lo nggak kuat yahh.. alamat breakkan “ ujar Metta .
“ Haduhh,, stress gue , lo gimana kak sama kak Ruben “.
“ Baik-baik aja “.
“ Lo kak ?”.
“ Gue, kenapa gue ?”.
“ Lo sama kak Langit gimana ?”.
“ Ya nggak gimana-gimana “.
“ Lo nggak pacaran sama dia ?”.
“ Nggak “.
“ Belum kali “ koreksi Starla .
“ Iya Lun, belom kali bukan nggak “ Metta ikut-ikutan .
“ Udah deh nggak usah pada ngaco “.
“ Padahal gue senang lihat lo sama dia kak, serasi kok “.
“ Iya juga ya “ Metta baru terpikir . “ Kok gue baru sadar kalo lo sama dia serasi “.
“ Kemana aja lo kak “ sosor Starla melempar bantal felix kearah Metta .
“ Di Bandung gue, jadi maklum deh “ Metta nyengir .
“ Haduhh.. jadi pada ngaco nih orang “.
Jam empat sore mereka berangkat ke tempat pameran . Naik mobil Ruben , mereka bercanda-canda selama perjalanan . Si Starla juga pergi namun dia bareng si Dika yang semalam di curhatin akan kuliah di Singapore . Begitu sampai, Luna turun dari mobil Ruben . Merapikan beanie hat dikepalanya. Lalu memakai tas selempangnya . Hari ini ia memakai terusan selutut dilapisi sweater dan memakai kets putih kesayangannya . Mereka masuk kedalam gedung , Langit tidak tampak .
“ Si Langit mana ya ?” tanya Ruben . Mereka sampai didepan pintu dan ada poster besar didepan pintu bertuliskan ‘ Carlo Danes and His Cousin Collection ‘ .
“ Beneran koleksi sekeluarga “ kata Metta manggut-manggut . Merekapun masuk , begitu masuk mereka sudah disambut beberapa foto view yang jelas bukan di Indonesia . Indah sekali , Metta dan Luna mencar secara tidak sadar karena Luna tertarik pada view air terjun yang difoto Carlo . Karena sepertinya bagian awal semuanya dilabeli tanda tangan Carlo di kaca piguranya . Luna terus melihat-lihat tanpa sadar kalau ia sendirian karena terpisah dengan kedua temannya . Lalu ada papan kayu dengan tulisan emas berbunyi ‘ Senandung Asia ‘ . Dimana disana dipampang foro-foto pemandangan yang terlihat di beberapa negara di Asia . Di kacanya tersemat label tanda tangan ‘ Indra ‘ . Berarti itu sepupunya Langit yang namanya Indra . Saat ia sedang serius melihat-lihat tiba-tiba ada beberapa cewek melihat kearahnya , mereka memperhatikannya dengan seksama . Luna menoleh dan tersenyum . Mereka balas tersenyum lalu berlalu sambil berbicara pelan . Nggak sopan batin Luna . Beberapa orang tampak agak ramai diseberang Luna berdiri . Luna berjalan kearah mereka karena penasaran . Ia berdiri agak jauh dari keramaian , baru sadar kalau berada ditengah ruangan dan ia bisa membaca kayu dengan tulisan emas yang indah ‘ Luna bersama Langit ‘ .
“ Luna bersama Langit ?” Luna mendekat karena orang-orang sudah sedikit yang melihat . Ia melihat foto dirinya sendiri terpampang disana . Ruangan bagian tengah itu berisi fotonya, keseluruhan fotonya .
“ Whoo .. lebih cantik difoto “ Luna mengangumi hasil foto itu .
“ Lebih cantik dilihat langsung kok “ suara itu membuat Luna kaget, ia menoleh dan seorang cowok memakai golf hat , jins hitam dan kemeja coklat kotak-kotak berdiri disebelah kirinya . Luna tidak mengenalnya , cowok itu tersenyum dan senyumnya manis sekali mengingatkan Luna pada seseorang . “ Senang akhirnya bisa ketemu kamu Luna “.
“ Kamu tahu aku ?”.
“ Carlo “ dia mengulurkan tangan .
“ Owh.. lo Carlo ?” Luna menyambut uluran tangan Carlo . “ Sepupu Langitkan ?”.
“ Iya, akhirnya bisa ketemu Lunanya Langit “.
“ Lunanya Langit ?”.
“ Hai Lun !!” sapa Langit . Hari itu dia keren sekali, memakai kemeja kotak-kotak hitam dengan jins hitam dan kets putih seperti Luna . “ Gimana , suka nggak ?”.
“ Kok lo malah pajang foto gue sih Lang, kenapa nggak view yang kita hunting aja ?”.
“ Banyak yang suka foto lo “.
“ Hai bro !!” seorang cowok berjanggut tipis dengan rambut jabrik namun berpakain kemeja rapi muncul bersama lelaki berkaca mata kalau dilihat sekilas mirip Afgan . “ Haii.. Luna right “.
“ Hai “ balas Luna .
“ Beneran lebih cantik dari pada difoto , lebih cute “ timpal yang mirip Afgan .
“ Lun kenalin “ Langit mendekat kepada Luna . “ Lo udah kenal Carlo kan , dan yang jenggotan tipis ini Indra“.
“ Gue Indra “ .
“ Luna “.
“ Yang satunya .. “.
“ Gua Ganes “.
“ Luna “.
“ Dia protes nih, kenapa fotonya dia yang dipajang “.
“ Foto lo cantik kayak lo “ jawab Ganes .
“ Biasa aja kok “ jawab Luna merasa aneh karena ia sendiri tidak merasa dirinya cantik atau cute kayak yang mereka bilang .
“ Jadi kita ketepikan semua foto viewnya Langit dan pilih semua foto lo buat dipajang “ jawab Carlo pula .
“ Lagian bosan jugakan kalo fotonya semua view doank , harus ada refreshnya donk , lihat salah satu ciptaan tuhan yang indah “ timpal Langit .
“ Kapan-kapan kita hang out bareng donk, gue jadi pengen kenal dekat sama lo Lun “ usul Indra lalu dia melirik Langit yang santai saja . “ Lo belum reservedkan ?”.
“ Lo pikir gue apaan ‘ reserved ‘ “.
“ Becanda neng, kali aja udah ada yang nungguin lo ya kan “ kata Ganes pula .
“ Lun, lo tertarik jadi model nggak ?” tanya Carlo tiba-tiba .
“ Nggak , bukan gue banget tuh “.
“ Padahal gue tertarik banget pengen foto lo dengan latar belakang New York “.
“ New York ?” kaget Luna .
“ Majalah MODE menampilkan beberapa gaun pengantin , gaun-gaunnya bagus banget , gue rasa gue bisa bikin lo jadi versi barbie untuk majalah itu “.
“ Lo ya Car, dimana –mana tetap aja ada ide “ salut Langit.
“ Gue merhatiin dia dari tadi, kalau Luna di rias sedikit lebih putih lagi , dipakein softlens , make upnya dibuat semirip mungkin dengan barbie pasti jadinya keren “.
“ Nggak usah ngaco deh, banyak model yang bisa kok “.
“ Iya, tapi gue suka banget sama lo “ ketiga lelaki tercengang .” Ehh.. maksud gue , gue suka karakter wajah lo , imut dan nggak bosenin , ceria gitu kelihatannya “.
“ Carlo.. Carlo , cari yang lain aja deh ya “ jawab Luna . “ Atau kalau lo ngerjainnya di New
York sekalian aja minta Paris Hilton yang jadi modelnya , kan dia sampai dibuatin boneka barbienya tuh “ Ganes, Langit dan Indra tertawa mendengarnya .
“ Luna.. Luna “ Langit geleng-geleng kepala.
“ Kok temanya Luna bersama Langit sih ?”.
“ Karena emang gue sama lo yang ada disitu , lo objeknya gue forografernya “ jawab Langit enteng .
“ Whoo.. keren banget Lun” terdengar suara Metta .
“ Met , lo dari mana aja sih ?”.
“ Keliling gue sama Ruben , ini jepretan lo Lang ?”.
“ Iya, gimana keren nggak ?”.
“ Keren “.
“ Oh iya, ben lo udah kenal mereka kan “ .
“ Hai , apa kabar “ sapa Ruben mereka mengangguk dan menyahut .
“ Met, ini sepupu-sepupu gue, Carlo, Indra dan Ganes “.
“ Lo Carlo, hasil jepretan lo keren banget “.
“ Thanks “ ucapnya .
“ Ya udah deh, kita keliling lagi yuk lihat-lihat “ ajak Langit .
Ternyata usaha Carlo tidak hanya sampai disitu saja , ia masih meminta Luna untuk menjadi modelnya . Ia datang ke kantor , mengunjungi rumah Luna, mengirimi Luna bunga, boneka, coklat sebagai pujukan .
“ Ampun deh sepupu lo itu , kenapa sih dia nggak minta seleb aja yang jadi modelnya “ gerutu Luna siang itu saat sedang makan siang diruangan bersama Langit .
“ Dia lagi tergila-gila sama lo tuh, lagian lo juga sih , mana ada yang pernah nolak difoto sama Carlo malahan mereka sendiri yang nawarin diri biar bisa difoto sama Carlo “.
“ Haduhh.. Lang, gue sama cewek modelnyakan beda “.
“ Gue rasa dia penasaran sama lo karena lo berbeda dari cewek-cewek yang dia kenal “.
“ Bilangin ke dia deh, berhenti ngejar-ngejar gue buat jadi objek fotonya, gue males “. Ternyata tidak ada gunanya minta tolong Langit . Langit bilang kalau Carlo tidak akan berhenti sampai Luna mau setuju ke New York untuk foto menjadi modelnya .
“ Lo gila ya Car, gue nggak mau “ jawab Luna . Luna terpaksa mengajak Carlo bicara di café depan kantor .
“ Please Lun, kali ini aja , Cuma buat edisi ini doank setelah itu gue nggak bakalan ganggu dan ngejar-ngejar lo lagi “.
“ Gue nggak bisa dan lagi gue juga nggak berminat “.
“ C’mon Lun, gue bakal ngasih apapun yang lo inginkan , apapun “.
“ Gue nggak mau apa-apa “.
“ Please.. please.. “ dia menangkupkan tangan didepan Luna memohon dengan wajah memelas pada Luna . “ Gue udah bilang kalo gue punya model yang bukan dari kalangan model , dia cewek baru yang lebih fresh dan fotogenic “.
“ Lo nggak bisa seenaknya bicara gitu donk “.
“ Please..please.. please “. Luna berjalan memasuki ruangannya dengan malas lalu duduk di tempatnya . Wajahnya ditekuk dua belas .
“ Kenapa sih, bukannya lo bermaksud mengakhiri obsesinya Carlo ?” tanya Langit dari tempatnya .
“ Kabar buruk “.
“ Apa ?”.
“ Dia maksa gue “.
“ Fiuhh.. ya udahlah Lun, lo terima aja , itung-itung amal ngebantu teman , trus lo bisa traveling gratis ke New York “.
“ Kok lo malah ngedukung dia sih ?”.
“ Kasihan gue lihat dia “.
“ Jadi lo nggak kasihan sama gue gitu , mentang-mentang dia sepupu lo “.
“ Bukan gitu juga Luna “.
“ Trus ?’.
“ Yahh.. dia udah janji ke pihak MODE “.
“ Urusan dia, siapa suruh janji tanpa pikir dulu “.
“ Ya udahlah, terserah lo aja Lun “. Langit beranjak dari kursinya dan keluar, wajahnya tampak lelah . Belakangan ini Luna memang banyak menyulitkan Langit dengan keluhan tentang Carlo dan lagi kinerja Luna belakangan jadi ngedrop gara-gara nggak bisa konsentrasi atas gangguan Carlo . Ujung-ujungnya Langit yang kena , dia marah-marah ke Langit padahal maksudnya mau marah ke Carlo . Luna jadi nggak enak hati .
0 comments:
Post a Comment