Belakangan karena kejadian di Bandung Luna dan Langit jadi akrab dan sering keluar menghabiskan waktu bareng . Luna jadi banyak tahu hobby Langit yang suka foto-foto dan kemana-mana jadinya membawa kamera . Mereka sering pergi dengan motor Langit yang berwarna merah itu . Mengunjungi tempat-tempat yang viewnya bagus untuk objek foto .
“ Gue sih pengennya bisa ke Maladewa “ ujar Langit sambil memotret beberapa view , mereka berada diatas jembatan panjang dan Luna bersandar pada pagar .
“ Emang lo udah hunting objek kemana aja Lang ?”.
“ Gue udah jelajahi Indonesia hihi..” Langit nyengir . “ Bahkan sampai ke Irianjaya dan tempat syutingnya Denias itu “.
“ Keren donk “.
“ Iya , viewnya keren abis , gue ada fotonya besok deh gue kasih lihat ke lo “ Luna mengangguk semangat .
“ Di luar Indonesia ?”.
“ Gue udah ke Aussie, Singapore, sempat ke New York ngunjungi saudara waktu liburan, ke Hongkong juga Thailand “ jawabnya mengingat-ingat . “ Nggak gampang buat dapetin duitnya kesana, gue musti nabung dari honor foto gue , terus jatah tabungan jalan-jalan asal gue nggak boleh lewat dari 5 besar “ Luna kagum . Pantas saja selama di SMU Langit nggak pernah keluar dari 5 besar rangking dikelas ternyata ada imbalannya . Bagus sih sebagai penyemangat .
“ Pantas aja nilai lo selalu bagus “.
“ Ada kompensasinya “ katanya senang . Dan Luna tercenung sesaat lalu Langit memotretnya membuat Luna kaget . Belakangan selain view Langit juga sering jadiin Luna objek fotonya . Dia bilang Luna fotogenic banget jadi asik buat objek foto .
“ Mulai dehh !!”.
“ Hehe.. kan udah gue bilang objek baru gue itu ya lo “ ujarnya .
“ Oh iya Lang “ Luna jadi teringat Devi dan ceritanya . Meskipun devi bilang tidak boleh memberi tahu Langit tapi kalau ini menyangkut nama baik, Luna rasa perlu . Dengan berprasangka kalau Langit gay itu pasti bisa merusak nama Langit juga .
“ Kenapa ?”.
“ Gue mau tanya sesuatu sama lo, karena gue dengar selentingan nggak enak waktu itu “.
“ Selentingan apaan ?”.
“ Masa ada lho yang ngira lo gay “ Luna mengatakan sehati-hati dan sesantai mungkin . Langit malah tersenyum setengah geli .
“ Kok bisa ?”.
“ Ng.. mana gue tahu, gue kebetulan di café dan nggak sengaja dengar , kayaknya mereka salah satu mantan lo deh “ Langit makin geli dan tertawa sambil geleng-geleng kepala .
“ Kayaknya sih gitu “ dia mencoba kembali mencari view dengan membidikkan lensa kameranya ke beberapa pemandangan didepannya .
“ Kok mereka bisa berfikir begitu sih Lang ?” Luna balik bertanya .
“ Ng.. banyak alasan , mungkin sakit hati gue putusin atau .. halahh.. kalau gue kasih alasannya ntar lo ngakak lagi “.
“ Apaan ?”.
“ Lupain aja deh “ Luna diam sesaat .
“ Ng.. Lang “.
“ Hmm “.
“ Lo.. benar-benar sayang nggak sih sama cewek-cewek yang lo pacarain dulu ?”.
“ Gue suka mereka “.
“ Suka ?”.
“ Iya suka “.
“ Nggak .. sayang .. atau cinta ?”.
“ Kenapa , pengen tahu ?” tanya Langit melihat kearah Luna .
“ Yahh.. “. Kata-kata Luna menganggantung dan Langit duduk menyandar dipagar dan Luna mengikutinya . Ia menyelonjorkan satu kakinya dan yang satu ditekuk .
“ Sulit Lun “.
“ Ceritanya ?”.
“ Bukan, gue rasa gue ditakdirin buat jatuh cinta sekali “.
“ Hahh.. !!”.
“ Jatuh cinta , suka , sayang itu beda Luna “.
“ Jatuh cinta itu untuk pertama kalinya kita benar-benar merasa suka dan sayang sama seseorang, rasanya pengen banget memilikinya “.
“ Lo Cuma sekali merasakan itu ?” Langit mengangguk .
“ Dan lo belum pernah sama sekali kayaknya “ dia mengerling Luna meledek, Luna memukul bahu Langit , yang dipukul malah nyengir .
“ Trus.. lo nggak bisa miliki dia ?”.
“ Iya, sulit banget Lun, jauh lebih sulit mendekati orang yang kita cintai “.
“ Tapi banyak yang mudah melakukannya “.
“ Iya , tergantung personalnya sendiri sih “.
“ Dan lo tipe yang sulit begitu ?”.
“ Ketika gue jatuh cinta gue seperti bukan gue , bukan cowok playboy yang gonta-ganti pacar itu bukan gue banget , gue kayak jadi orang lain “.
“ Nggak ngerti gue “.
“ Gue nggak pernah nervous sama mantan-mantan gue dulu , nggak pernah begitu deg-degan kalau didekat mereka, nggak pernah merasakan rasa ingin memiliki yang besar banget “.
“ Lo bisa nervous juga ?”.
“ Ya iyalah, makanya gue bilang kalau gue jatuh cinta gue kayak bukan gue “.
“ Jadi mantan-mantan lo seperti pelarian lo donk “.
“ Mungkin “.
“ Kok lo nggak coba dekati dia ?”.
“ Gue takut nyakitin dia “.
“ Nyakitin gimana ?”.
“ Kecendrungan gue susah punya satu pasangan itu yang bikin gue takut “.
“ Lo punya kecendrungan seperti itu ?”.
“ Dan gue coba untuk nggak seperti itu lagi sekarang, nggak mudah sih “.
“ Cckk…cckkk.. “.
“ Tapi tetap aja, setelah gadis itu gue nggak pernah jatuh cinta “ jawabnya . “ Pernah kepikiran sama gue , kalau gue akan pacarin dia tapi kalau kecendrungan itu muncul ya gue jalanin juga hubungan dengan cewek lain . Tapi toh cinta gue Cuma buat dia , cewek-cewek lain Cuma kayak pelampiasan kecendrungan itu doank . Tapi gue nggak bisa Lun, gue nggak tega berbuat begitu sama orang yang gue benar-benar sayang “.
“ Cinta itu rumit “.
“ Kalau dijalani sama orang yang kita cintai juga , cinta itu nggak akan rumit , dia akan mengalir begitu aja “.
“ Jadi lo belum jatuh cinta lagi donk sekarang ?”.
“ Belum, makanya gue bilang kalau gue kayaknya Cuma ditakdirin jatuh cinta sekali doank “.
“ Gue jadi penasaran , kayak apa sih tuh cewek “.
“ Dia speciallah buat gue “ Langit menerawang langit dan tersenyum . “ Senyumnya, cara ia bicara, cara ia melihat, cara ia berjalan, sentuhannya, harum parfumnya, lembut rambutnya , masih bisa gue rasain sekarang“.
“ Lo kayaknya dekat sama dia ?”.
“ Gue sering berusaha untuk dekat sama dia dulu tanpa dia merasakannya, gue rasa gue kayak terobsesi heheh.. “.
“ Kalo obsesi seharusnya lo punya keinginan besar memilikinya bukan melindunginya dari kecendrungan lo itu, ya kan , gue rasa yang lo rasain wajar aja “.
“ Menurut lo gitu ?” Luna mengangguk .
“ Ohh ya.. gue mau tanya nih.. tapi lo jangan berfikiran yang macem-macem ya “.
“ Iya , apaan ?”.
“ Lo udah berapa kali kissing sama cewek-cewek lo ?” mata Langit membulat tidak sangka ditanyakan begitu oleh Luna .
“ Wahh lo Lun “.
“ Kalau lo keberatan nggak usah dijawab lagi “ Luna nyengir .
“ Gue Cuma mau nyium cewek yang gue cintai, dia satu-satunya yang pengen gue cium “ jawab Langit sambil tersenyum . Pantas dia nggak mau cium gue waktu itu pikir Luna karena guekan bukan cewek yang dicintainya . Berarti dia bukan tipe cowok yang suka cari kesempatan donk haha.. Langit ternyata banyak sisi baik lo yang nggak diketahui ya .
“ Ehh.. gue mau tanya lagi nih “.
“ Apalagi sih , pasti aneh-aneh deh “.
“ Nggak he..he.. mmh.. kalo seandainya waktu ulang tahun Metta , cewek yang lo cinta ada diposisi gue , apa yang lo lakuin ?“ Langit menoleh kearah Luna dan menatap matanya seolah menyortir .
“ Mmh.. apa ya “ dia jadi bingung sendiri .
“ Bukannya itu ada kesempatan buat cium orang yang lo cinta ?”.
“ Gue pengen cium dia kalau dia juga pengen gue cium , dan pastinya nggak ditempat terbuka kayak begitukan , didepan banyak orang siapa yang mau coba “ jawabnya . “ Gue akan lakukan hal yang sama kayak yang gue lakuin ke lo “ jawabnya ringan dan Luna mengangguk mengerti.
“ Owhh “.
“ Kenapa sih lo, pengen dicium “ Luna membelalak membuat Langit ngakak . Dan Luna memukul-mukuli Langit pada tiap senti tubuhnya yang bisa dicapai Luna .
0 comments:
Post a Comment